CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Badminton Mania

Rabu, 25 Maret 2009

Andre Pimpin Klub Djarum Kudus di India Terbuka

PB Djarum Kudus hanya menerjunkan tiga atletnya pada turnamen bulu tangkis India Terbuka yang berlangsung di Hyderabad, 24-29 Maret 2009. Demikian pernyataan Ketua PB Djarum FX Supandji.

"Kami bagi-bagi pemain yang ikut turnamen di luar negeri, sehingga tidak bisa menurunkan atlet dalam jumlah yang besar pada even internasional termasuk India Terbuka," ungkapnya, Selasa (24/3).

Menurut dia, setiap pengiriman pemain ke luar negeri untuk ikut turnamen, biaya sepenuhnya ditanggung klub. Tetapi kalau pebulu tangkis Djarum yang masuk ke pelatnas kemudian terjun pada even internasional biaya sepenuhnya ditanggung oleh PB PBSI.

Ia menyebutkan, untuk India Terbuka yang tampil hanya Andre Kurniawan di nomor tunggal putra dan ganda putra pasangan Afiat Yuriskiawan/Rifky Windarto. Mereka berangkat atas nama klub sehingga biaya seluruhnya ditanggung oleh PB Djarum.

Tentang target ketiga pemainnya itu, Supandji mengatakan, tidak ada target khusus. Apalagi, untuk nomor ganda putra harus melalui babak kualifikasi karena peringkat Rifky/Afiat di luar 50 besar dunia.

Tetapi, kata dia, kalau Andre langsung bertanding pada babak utama karena peringkat dunia yang dimiliki pebulu tangkis ini sudah memenuhi syarat.

Ya, di India Terbuka ini Andre menjadi unggulan kelima. Dia akan melakoni laga perdananya pada Rabu (25/3) melawan pemain tuan rumah Dsa Nigel. Di atas kertas, Andre berpeluang besar untuk menang dan lolos ke putaran selanjutnya.

Perjalanan berat bakal dihadapi Afiat/Rifky. Mereka harus menantang pasangan Malaysia yang merupakan unggulan keenam, Hoon Thien How/Lin Woon Fui.

Di turnamen ini, ada cukup banyak pemain Indonesia yang tidak bernaung di bawah Pelatnas Cipayung, yang ambil bagian. Salah satunya adalah Taufik Hidayat (unggulan 2), yang diharapkan bisa membawa pulang gelar dari sana.

Berburu Pelapis Kido

Candra-Luluk Bisa Masuk Timnas Lagi

Memiliki pasangan ganda pria terbaik dunia belum bisa membuat PB PBSI merasa tenang menghadapi Piala Sudirman pada 10-17 Mei di Guangzhou, Tiongkok. Itu terjadi seiring belum pulihnya kondisi Markis Kido karena cedera lutut kiri yang membekapnya akhir-akhir ini.

Bahkan cedera tersebut memaksa Kido dan pasangannya, Hendra Setiawan, absen dari dua turnamen Eropa, All England dan Swiss Terbuka, awal Maret lalu. Setelah lama absen, mereka baru akan merasakan kembali atmosfer pertandingan Kejuaraan Asia pada April di Suwon, Korsel.

"Makanya, kami harus menyiapkan pemain cerdik lain untuk melapisi posisi Kido di saat-saat emergency. Hendra bisa dipasangkan dengan siapa saja," terang Sigit Pamungkas, pelatih ganda pria pelatnas PB PBSI.

Tak menutup kemungkinan pemain yang dimaksud bukanlah skuad pelatnas Cipayung. Sigit menyebutkan dua pemain eks pelatnas yang memiliki karakter yang dibutuhkan. Di antaranya, Alvent Yulianto dan pemain senior, Candra Wijaya. "Yang penting, pemain itu bisa klop dengan gaya permainan Hendra," jelas pelatih asal PB Jaya Raya Jakarta tersebut.

Hendra boleh saja kalem di luar lapangan. Tapi, dia dikenal sebagai sebagai pemain depan yang tangguh. Kalau Hendra sudah di depan dan Kido di posisi belakang, tak ada lawan yang tak gentar menghadapi pasangan peraih medali emas Olimpiade 2008 Beijing tersebut. Sigit menilai bahwa Alvent merupakan salah seorang pemain yang cerdik. Sementara itu, Candra memiliki pengalaman bertanding yang cukup tinggi.

Kekuatan Kido/Hendra memang sangat dibutuhkan pada sektor ganda Tim Sudirman nanti. Maklum, dua pasangan ganda pria pelatnas lain, Bona Septano/Muhammad Ahsan dan Rian Sukmawan/Yonathan Suryatama Dasuki masih terlalu emosional saat tampil di lapangan. Mereka kerap kalah di lapangan karena kesalahan sendiri.

"Untuk menghadapi negara tertentu, mungkin mereka bisa. Tapi, kalau ketemu Korsel atau Tiongkok, mereka harus menyiapkan amunisi yang utama," papar Sigit.

Kido mengaku bahwa kondisinya sudah membaik. Setelah pemeriksaan MRI, rupanya dia mengalami peradangan sendi pada lutut. Sehari-hari, Alvent masih berlatih di pelatnas sebagai sparring partner. Jadwalnya tidak menentu. "Kalau Mas Sigit minta saya berlatih di sini, ya saya latihan di sini. Kalau sedang tidak dibutuhkan, saya latihan di tempat lain," ungkap Alvent.

Peluang kembali bergabung dengan tim Sudirman memang masih diidamkan Alvent. "Tapi, berat ya karena yang muda-muda di pelatnas pun sudah makin bagus," ujarnya. Dia menolak bergabung di pelatnas karena tak cocok dengan nilai kontrak dari PBSI.

Namun, Alvent tak berkeberatan bergabung dengan timnas jika memang diharapkan. "Kalau untuk negara, saya siap saja," tegasnya.

Menanti Kebangkitan Indonesia di India Terbuka

Awal tahun 2009 ini merupakan masa suram bagi prestasi bulu tangkis Indonesia. Bagaimana tidak, tiga turnamen bergengsi berlalu tanpa satu pun trofi yang dibawa pulang ke Tanah Air.

Ya, mulai dari Jerman Terbuka, All England, dan terakhir Swiss Terbuka, para pemain Indonesia hanya menjadi penghibur. Padahal, mereka diharapkan bisa minimal meraih satu gelar sebagai "tanda" bahwa bulu tangkis Indonesia belum "mati". Lebih memprihatinkan lagi, langkah terbaik yang dicapai adalah semifinal.

Nah, pekan ini para pemain Indonesia kembali berjibaku di turnamen India Terbuka yang berlangsung 24-29 Maret. Saatnya kita menantikan kebangkitan para pemain Indonesia.

Meskipun dari Pelatnas Cipayung tak menurunkan seluruh kekuatannya, tetapi satu nama yang diterjunkan ke ajang tersebut patut disimak sepak terjangnya. Siapa lagi kalau bukan Maria Kristin Yulianti.

Memang tak ada target khusus yang dibebankan pada tunggal putri nomor satu Indonesia tersebut. Namun, dia harus bisa membangkitkan harapan semua pencinta olahraga bulu tangkis di Tanah Air agar sektor tunggal putri bisa "berbicara" di turnamen besar.

Maria diikutkan dalam kejuaraan ini untuk merasakan kembali atmosfer pertarungan di sebuah kejuaraan besar pascapulih dari cedera lutut. Peraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008 tersebut lama absen dan India Terbuka ini bakal menjadi debutnya pada tahun 2009.

PBSI berharap, keikutsertaan Maria ini sekaligus menjadi pemanasan sebelum tampil di Piala Sudirman yang berlangsung di Guangzhou, China, 10-17 Mei. Jadi, wajar jika pemain masa depan Indonesia itu tak diberi beban berat.

Maria yang ditempatkan sebagai unggulan keempat akan mengawali langkahnya pada Rabu (25/3) ini. Dia akan melawan pemain Singapura, Zhang Beiwen. Di atas kertas, Maria bakal lolos.

Bagaimana dengan sektor putra? Dari Pelatnas tak ada pemain yang bisa diharapkan bisa meraih prestasi ciamik. Namun, ada satu nama yang mungkin bisa menyelamatkan Indonesia, yakni Taufik Hidayat.

Meskipun prestasi mantan pemain Pelatnas ini sudah sangat menurun, tetapi dari keringatnya mungkin gelar nomor tunggal putra India Terbuka bisa dibawa pulang ke negeri ini. Namun, peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 ini kembali harus melewati perjalanan yang terjal.

Langkah pertamanya pada hari Rabu ini mungkin terbilang sangat ringan karena dia hanya melawan pemain India yang namanya sama sekali tidak terkenal, Nandagopal K. Namun, dalam perjalanan selanjutnya, Taufik yang menjadi unggulan kedua harus siap-siap memeras keringat, apalagi jika harus bertemu musuh bebuyutannya yang selalu menang di beberapa pertandingan terakhir, Lee Chong Wei.

Ya, pebulu tangkis Malaysia unggulan utama tersebut juga ambil bagian di turnamen ini. Chong Wei, juara Swiss Terbuka, merupakan tembok kokoh yang sangat sulit dijebol Taufik.

Selain tunggal putri dan tunggal putra, asa juga terkuak dari nomor ganda campuran. Pasangan lama yang bersatu lagi setelah cukup lama "cerai", Flandy Limpele/Vita Marissa, bisa diandalkan untuk menyabet gelar di India Terbuka.

Flandy/Vita yang juga mantan pemain Pelatnas dan sebagai unggulan ketiga, langsung menembus babak kedua. Bersama tiga pasangan lainnya (unggulan 1, 2, dan 4), mereka baru akan bermain pada hari Kamis (26/3)

Selasa, 24 Maret 2009

Sony Dwi Kuncoro Semakin Dekat Menuju Pelaminan

Predikat sebagai pebulutangkis pria nomor satu Indonesia membuat nama dan wajah Sony Dwi Kuncoro dikenal publik. Bahkan, tak sedikit hamu hawa yang mengidolakan Sony. Prestasi selangit, pembawaan kalem, dan yang penting, bertampang rupawan, menjadi daya tarik tersendiri bagi pada wanita. Namun, para fans pemain peringkat kelima dunia itu harus siap-siap gigit jari.

Sebab, sebentar lagi, Sony bakal melepas masa lajangnya. Pebulutangkis kelahiran Surabaya, 7 Juli 1984, itu kini sudah bertunangan dengan gadis ayu bernama Gading Safitri. "Rencananya, Juli nanti saya married," ungkap juara tunggal pria China Master 2008 itu.

Meski begitu, Sony masih bungkam terkait hari H pernikahannya. "Nanti saja kalu sudah dekat, pasti teman-teman (wartawan) saya kasih tahu," katanya. Dia hanya bilang, pernikahan itu akan dilangsungkan di Surabaya. Sebab, calon istrinya juga Arek Suroboyo.

Sony bertunangan dengan Gading usai Lebaran lalu. Nah, Sony merasa tahun ini adalah saat yang pas untuk mengakhiri kesendiriannya. Apalagi, hubungan mereka sudah lumayan lama. "Saya pacaran sama Gading sudah enam tahun. Jadi, memang sekarang waktunya untuk jadi suaminya," ucap Sony mantap.

Anehnya, Sony tak begitu paham mengenai detail pernikahan yang akan dilakoninya. Semua hal yang terkait prosesi pernikahan Sony sudah dibereskan oleh pihak keluarga. "Yang jelas, semua sudah beres, gedung sudah di-booking, katering sudah dipesan. Saya tinggal datang saja," kata Sony. "Saya berharap, semuanya berjalan lancar," tambahnya.

Sony mengaku tidak sempat membantu menyiapkan pernikahannya sendiri. Sebab, sebagai pemain nasional, dia mengemban kewajiban negara. Dia lebih banyak berada di Jakarta untuk berlatih dan kemudian mengikuti berbagai turnamen di mancanegara. Meski begitu, Sony tetap memantau perkembangan proses menuju pernikahannya. "Saya selalu dikasih tahu perkembangannya. Tapi, saya tidak bisa ke Surabaya terus-terusan," tuturnya.

Jumat, 20 Maret 2009

Fokus Piala Sudirman

Kejuaraan beregu Piala Sudirman 2009 di Guangzhou, Tiongkok, pada 10-17 Mei nanti menjadi fokus utama bidikan prestasi PB PBSI. Untuk mencapai hasil maksimal di sana, organisasi yang dipimpin Djoko Santoso tersebut memilih memarkir para pemain utamanya saat Kejuaraan Asia berlangsung pada 7-12 April di Suwon, Korsel.

Alasannya, tenggat waktu dari Kejuaraan Asia menuju Piala Sudirman sangat pendek. "Keputusan itu ditetapkan semata-mata agar anak-anak bisa mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk tampil di Piala Sudirman," tutur Kabid Binpres PB PBSI Lius Pongoh di Jakarta kemarin (19/3).

Meski demikian, tetap saja PB PBSI menurunkan pemain pelatnasnya di Kejuaraan Asia. Yaitu, ganda pria Markis Kido/Hendra Setiawan. Mereka sudah lama tidak tampil akibat cedera yang dialami Kido. Saat pemain pelatnas lain berlaga di dua super series, All England dan Swiss Terbuka, yang usai akhir pekan lalu, Kido/Hendra justru beristirahat.

"Kido/Hendra harus merasakan atmosfer pertandingan sebagai persiapan menuju Sudirman. Tak ada target khusus. Saya ingin melihat perkembangan pemulihan lututnya," terang Sigit Pamungkas, pelatih ganda pria pelatnas PB PBSI.

Kesempatan untuk merasakan atmosfer pertandingan juga diberikan kepada tunggal wanita terbaik pelatnas, Maria Kristin Yulianti. Setelah menjalani pemulihan cedera lutut, dia bakal diturunkan di India Gold Grand Prix pada 24-29 Maret.

"Menurut pelatih tunggal wanita, Marlev Mainaky, Maria tak perlu turun di Kejuaraan Asia, cukup di India," terang Lius.

Bersamaan dengan pengumuman kebijakan tersebut, Lius membantah anggapan bahwa keputusan untuk tidak mengirimkan banyak pemain ke Kejuaraan Asia disebabkan kegagalan tim pelatnas di dua super series Eropa lalu.

Hanya Kido/Hendra Ikut Kejuaraan Asia

PB PBSI hanya akan mengirim ganda putra nomor satu Indonesia, Markis Kido/Hendra Setiawan, ke Kejuaraan Asia di Korea, 7-12 April. Pasangan nomor satu dunia tersebut tampil di sana untuk persiapan Piala Sudirman.

"Kami sudah sepakat tak akan mengirim pemain ke Korea (Kejuaraan Asia), karena harus konsentrasi ke persiapan Sudirman," ujar Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB PBSI Lius Pongoh, Kamis (19/3).

Ada alasan khusus mengapa hanya Kido/Hendra yang dikirim ke turnamen berhadiah 150.000 dollar AS itu. Peraih medali emas Olimpiade Beijing tersebut cukup lama beristirahat sehingga semangat bertanding mereka perlu dibangkitkan lagi sebelum tampil di Piala Sudirman.

Ya, Kido sempat dibekap cedera lutut yang memaksa Hendra juga ikut "menganggur". Alhasil, mereka harus melewati dua kejuaraan bergengsi baru-baru ini, yakni All England dan Swiss Terbuka Super Series.

"Sudah tidak ada turnamen lagi untuk bulan Mei (Piala Sudirman), jadi kami akan kirim mereka ke sana. Jika tidak, nanti mereka sama sekali tidak merasakan suasana bertanding sebelum tampil di Piala Sudirman," jelas Lius.

Bagi pemain tunggal putri Maria Kristin, yang juga batal ke Eropa karena cedera lutut kanan, akan mendapat kesempatan merasakan bertanding di India Terbuka pekan depan.

Sementara itu, pemain-pemain pelatnas lainnya berlatih mempersiapkan diri menghadapi kejuaraan dunia beregu campuran yang akan digelar di Guangzhou, China, 10-17 Mei itu.

"Praktis persiapannya hanya tinggal selama April saja," kata Lius yang pekan depan akan memimpin tim Indonesia mengikuti kejuaraan Grand Prix Gold India Terbuka. "Saya bersama 11 pemain berangkat Minggu (22/3) ke India," tambahnya.

Ditanya mengenai kemungkinan mengambil pemain dari luar pelatnas untuk tim Piala Sudirman, Lius mengatakan tidak tertutup kemungkinan.

"Ada beberapa usulan dari pelatih, tetapi masih perlu pemantauan. Pertimbangannya penampilan mereka bagaimana, perlu tidak (mengambil pemain dari luar)," kata Lius yang mengatakan ancaman untuk tim Indonesia tidak hanya datang dari tim China yang mengalahkan Indonesia pada final dua edisi terakhir, tetapi juga dari tim Korea, Malaysia, dan Denmark.

PB Djarum Kirim Pemainnya ke Sejumlah Turnamen Internasional

Pebulu tangkis PB Djarum Kudus bakal tampil pada sejumlah turnamen internasional yang digelar akhir Maret hingga April 2009. Menurut Ketua PB Djarum FX Supandji, kejuaraan yang diikuti memiliki gengsi tinggi serta hadiah yang besar.

"Minimal ada tujuh event internasional yang akan diikuti, baik tingkat junior maupun senior dan biayanya berasal dari PB Djarum Kudus," ungkapnya, Kamis (19/3).

Ia menyebutkan, sejumlah turnamen yang diikuti yaitu kejuaraan bulu tangkis di Rumania (19-22 Maret) dengan menyertakan Hayong Rumboko, Bandar Sigit Pamungkas, dan Maria Febe. Kemudian akhir Maret 2009, akan mengirim Andre Kurniawan (tunggal putra), dan pasangan Afiat Yuriskiawan/Rifky Windarto pada kejuaraan bulu tangkis India Open, kemudian pada bulan April 2009 ada puluhan turnamen bulu tangkis, tetapi tidak semua.

"Kami akan pilih beberapa turnamen yang tidak terlalu jauh, tetapi hadiahnya cukup besar dan gengsinya cukup besar untuk tingkat dunia. Di samping itu, kami memilih mengirimkan atletnya pada event yang tidak terlalu dekat pelaksanaannya," tambah Supandji.

Ia menyebutkan, pada April nanti ada beberapa event, seperti Osaka Challenge (Jepang), di Finlandia (2-5 April), Kejuaraan Junior Eropa di Italia (3-12 April), Kejuaraan Asia di Korea (7-12 April), Vietnam (berhadiah total 15.000 dollar AS), Rumania, dan Peru (hadiah total 5.000 dollar AS).

Menurut dia, kalau untuk kejuaraan bulu tangkis di Osaka Jepang, Peru, Kanada, dan Finlandia kemungkinan tidak akan mengirimkan atletnya karena letaknya terlalu jauh dan persaingannya kurang ketat. Untuk kejuaraan Asia di Korea yang menyediakan total hadiah 200.000 dollar AS, Djarum Kudus masih akan menunggu aturannya. Karena biasanya, turnamen besar seperti itu ada persyaratan khusus bagi pebulu tangkis yang bisa tampil, misalnya dilihat dari ranking dunianya.

"Kita lihat saja dulu aturannya. Kalaupun bisa kemungkinan yang masuk adalah Andre Kurniawan, karena saat ini yang bersangkutan berada pada ranking 25 besar dunia (WBF) meskipun dia tidak masuk pelatnas utama di Cipayung Jakarta," katanya.

Hal yang sama untuk kejuaraan bulu tangkis India Open akhir Maret 2009 ini. "Kita memang mengirimkan tiga atlet, yaitu Andre Kurniawan yang sudah pasti langsung berlaga pada babak utama, sedangkan pasangan Afiat/Rifky kemungkinan harus melalui babak kualifikasi," jelasnya.

Kemudian untuk kejuaraan Eropa Junior di Milan Italia, 3-12 April 2009, Supandji mengatakan bahwa Djarum Kudus masih menunggu hasil seleksi nasional untuk pelatnas pratama yang berlangsung di Jakarta, 10-17 Maret.

"Kami belum menerima hasil lengkap dari PB PBSI, siapa-siapa yang berhak masuk pelatnas pratama di Akademi Militer Magelang," katanya.

Sony, Taufik dan Simon di 10 Besar

Tiga tunggal putera Indonesia, Sony Dwi Kuncoro, Taufik Hidayat dan Simon Santoso berada di peringkat 10 besar yang dikeluarkan BWF pekan ini.

Di antara ketiga pemain tersebut, Sony memiliki peringkat tertinggi di posisi lima. Taufik Hidayat yang kini sudah tidak lagi menjadi pemain pelatnas Cipayung berada di posisi tujuh. Sementara Simon Santoso berada di peringkat delapan.

Dari dua turnamen Super Series terakhir, All England dan Swiss Terbuka, Taufik meraih poin palng tinggi. Di All England, Taufik lolos ke semifinal, sementara di Swiss Terbuka, Taufik gagal di perempatfinal. Di dua turnamen tersebut, Taufik diganjal unggulan pertama dari Malaysia, Lee Chong Wei.

Sementara dua pemain pelatnas, Simon Santoso dan Sony Dwi Kuncoro gagal tampil maksimal di dua turnamen tersebut. Simon hanya mampu tampil di babak pertama. Di All England ia disingkirkan pemain Denmark, Peter Hoeg Gade. sementara di Swiss Terbuka, Simon tak mampu mengatasi pemian veteran Malasyia, Wong Choong Hann di babak pertama.

Sementara nasib Sony lebih apes. Di All England ia lolos ke babak kedua, namun menyerah WO dari pemain Finlandia, Ville Lang karena cedera. Cedera ini kemudian memaksa Sony mengundurkan diri dari Swiss Terbuka. (IB)

Berikut peringkat 10 besar putera:
1. LEE Chong Wei (MAS)
2. LIN Dan (CHN)
3. CHEN Jin (CHN)
4. GADE Peter Hoeg (DEN)
5. KUNCORO Sony Dwi (INA)
6. PERSSON Joachim (DEN)
7. HIDAYAT Taufik (INA)
8. SANTOSO Simon (INA)
9. PARK Sung Hwan (KOR)
10. PONSANA Boonsak (THA)

Kamis, 19 Maret 2009

Flandy/Vita Berpasangan Lagi di India Terbuka

Mantan ganda campuran nomor dua Pelatnas Cipayung, Flandy Limpele/Vita Marissa, akan kembali berpasangan. Mereka bakal tampil pada turnamen Grand Prix Gold India Terbuka, 24-29 Maret.

Vita sendiri yang memastikan hal itu. Dia mengaku sudah bertemu dengan Flandy yang belakangan ini berpasangan dengan pebulu tangkis Rusia, Anastasia Russkikh.

"Ya, kami jadi mengikuti India Terbuka, tadi sudah bertemu dengan Flandy dan mungkin besok mulai berlatih bersama," ujar Vita, Rabu (18/3), mengenai pasangannya yang baru kembali mengikuti turnamen di Eropa.

Bersama Russkikh, Flandy mencapai semifinal All England. Sayang, di Swiss Terbuka Super Series langkah mereka langsung terhenti di babak pertama.

Ketika menjadi pasangan, Flandy/Vita langsung menjadi juara Jepang Super Series 2006 yang merupakan turnamen pertama mereka. Secara keseluruhan, mereka mencatat lima gelar selama berduet hingga Olimpiade Beijing, Agustus 2008.

Selain juara di Jepang, Flandy/Vita juga memenangi Singapura dan Perancis Super Series serta Taiwan Terbuka pada 2007, dan Kejuaraan Asia 2008.

Terakhir, mereka tersingkir di semifinal Olimpiade. Sebelum dipisah, Vita dipasangkan dengan Muhammad Rijal, sedangkan Flandy berduet dengan Greysia Polii.

Di India terbuka yang menyediakan total hadiah 120.000 dollar AS, Flandy/Vita menjadi unggulan ketiga. Vita berharap, pada turnamen pertamanya setelah keluar dari tim nasional ini mereka bisa meraih gelar juara.

"Saya tidak pernah memasang target, tetapi setiap saya mengikuti kejuaraan pasti ingin jadi juara," kata pebulu tangkis kelahiran 4 Januari 1981 yang keberangkatannya ke India disponsori oleh Yonex itu.

Dalam undian pertandingan yang dikeluarkan Rabu, Flandy/Vita mendapat bye pada putaran pertama. Namun, mereka berpeluang bertemu pasangan nonpelatnas lainnya, Alvent Yulianto/Jo Novita, jika pasangan tersebut berhasil mengalahkan ganda China, Shen Ye/Ma Jin.

Vita juga akan tampil di nomor ganda putri. Mantan pasangan Liliyana Natsir di Pelatnas Cipayung tersebut akan berpasangan dengan Nadya Melati.

Selain mereka, ada juga beberapa mantan pemain pelatnas yang ambil bagian dalam turnamen ini. Mereka antara lain Hendra AG/Endang Nursugianti, Candra Wijaya/Joko Riyadi, dan Taufik Hidayat.

Jumat, 06 Maret 2009

Big Match Hari Ini: Taufik vs Gade

Tunggal putera, Taufik Hidayat akan menghadapi pemain Denmark, Peter Gade di babak perempatfinal turnamen Super Series All England di Birmingham, Jumat (6/3).

Taufik Hidayat yang kini tidak lagi di pelatnas Cipayung maju dengan menyingkirkan pemain Inggris, Andrew Smith di pertandingan di babak kedua dengan rubber game 15-21 21-15 21-16.

Taufik, finalis All England pada 1999 dan 2000, yang berharap dapat memenangi gelar juara turnamen tertua tersebut, termasuk tahun ini setelah absen pada 2005-2007. Tahun lalu, Taufik tersingkir di perempatfinal setelah kalah dari pemain Malaysia Lee Chong Wei. Lee Chong Wei yang diunggulkan di tempat pertama lebih dulu lolos keperempat final setelah mngalahkan pemain Jerman Marc Zwiebler dengan 21-18,21-16.

Di babak perempat final Taufik akan berhadapan dengan ungulan keempat Peter Hoeg Gade. Menurut Taufik, tidak ada persiapan khusus yang dilakukannya untuk menghadapi Peter Gade karena mereka juga sering berjumpa dari 11 kali pertandingan, Taufik menang lima kali dan Gade 6 kali. "Selama Gade masih main, saya akan tetap bermain membawa nama Indonesia," ujar Taufik yang selisih umurnya lima tahun dengan pemain asal Denmark itu.

Pertemuan ini merupakan ulangan final All England 10 tahun lalu. Peter Gade dalam wawancara khusus dengan koresponden Antara London mengatakan bahwa ia sangat antusias menanti pertemuannya dengan Taufik yang akan menjadi pertemuan ke 11 mereka. "Pertemuan kami akan menjadi partai big match besok," kata Peter Gade.

Menurut Peter, meski penampilan Taufik naik turun Taufik tetap pemain yang berbahaya, bahkan dalam setiap pertemuan mereka duel yang terjadi tidak pernah sama. Pada All England kali ini Peter Gade melihat Taufik lebih siap meskipun selalu bermain rubber set di babak pertama dan kedua. "Saya akan menikmati pertemuan dengan Taufik nanti," ujar Peter Gade yang sangat ramah dan sabar melayani pertayaan media.

Mengenai status Taufik yang sekarang bukan lagi atlet yang berada dalam Pelatnas, menurut ayah dua putri balita ini, tidak akan mempengaruhi penampilan Taufik."Mungkin apa yang dilakukan Taufik merupakan sesuatu yang baru di Indonesia bahkan Asia. Berbeda dengan pemain-pemain di Eropa yang sejak awal sudah menjadi pemain profesional," ungkap Peter.

Bagi Peter nasionalisme Taufik tidak perlu diragukan dan ia yakin Taufik tetap akan selalu membela Indonesia kalau dibutuhkan. "Seperti saya yang berlatih sendiri tapi saya selalu siap jika Tim Nasional Denmark membutuhkan saya," jelas Peter lagi. Peter juga mengaku kehadiran Taufik dalam setiap turnamen besar masih amat dibutuhkan agar tidak didominasi oleh pemain-pemain China.

Sony Takluk pada Cedera

Ganda Campuran Loloskan Dua Pasangan

Tunggal pria adalah nomor paling bergengsi di bulu tangkis. Termasuk, di turnamen tertua All England. Sayang, tim pelatnas PB PBSI sudah tidak memiliki wakil di nomor itu setelah babak kedua kemarin. Tunggal pria terbaik pelatnas, Sony Dwi Kuncoro, harus angkat koper setelah cedera pinggangnya kambuh.

Cedera itu dialami Sony ketika berlatih kemarin pagi waktu setempat. Akibatnya, dia tidak kuat bermain melawan Lang Ville asal Finlandia. Menurut manajer tim, Lilik Sudarwati, cedera itu terjadi saat peregangan sebelum latihan. "Sony sudah mendapat penanganan medis. Keputusannya, dia harus mundur," ungkap Lilik kepada Jawa Pos kemarin (5/3).

Belum diketahui penyebab cedera itu. Namun, Sony memang sudah sering menyerah menghadapi cedera yang menderanya. Misalnya, pada turnamen pembuka 2009 di Malaysia Super Series Januari lalu. Ketika itu Sony juga harus pulang lebih dulu dibanding rekan-rekannya yang lain karena cedera paha.

Karir Sony pada di All England yang kini masuk edisi ke-99 memang kurang cemerlang. Dia selalu mentok di perempat final pada keikutsertaan di edisi 2004, 2007, dan 2008.

Tanpa Sony, tak ada lagi wakil pelatnas di sektor tunggal pria. Simon Santoso sudah lebih dulu angkat kaki setelah dikandaskan pemain Denmark, Peter Gade, di putaran pertama. Di sektor ini, dipastikan bakal muncul juara baru. Sebab, Chen Jin, juara 2008, tumbang di tangan kompatriotnya, Gong Weijie, 10-21 dan 10-21.

Di sektor tunggal wanita, peluang pelatnas untuk mendapatkan gelar juga sudah pupus. Adrianti Firdasari yang berjuang sendiri di putaran kedua gagal mengatasi wakil Tiongkok, Xie Xingfang. Firda -sapaan karib Adrianti Firdasari- menyerah 15-21, 11-21.

Sementara itu, dua wakil ganda campuran melaju mulus ke putaran kedua. Nova Widianto/Liliyana Natsir tak merasa sulit menumbangkan pasangan Thailand, Songphon Anugritayawon/Kunchala Voravichitchaikul, dengan skor 21-10 dan 21-17.

Devin Lahardi/Lita Nurlita juga berhasil melangkah pada babak perebutan tiket perempat final. Devin/Lita mengalahkan ganda Denmark, Rasmus Blonde/Helle Nielsen, 21-17, 22-20. Tapi, lawan berat harus dihadapi ganda campuran kedua pelatnas itu hari ini. Mereka akan bertemu unggulan ketiga asal Tiongkok, He Hanbin/Yu Yang.

Senin, 02 Maret 2009

Fransiska Ratnasari Gabung Djarum

Kekuatan PB Djarum bertambah. Dua hari lalu (26/2), mantan atlet pelatnas Cipayung asal klub Jaya Raya, Jakarta, Fransiska Ratnasari, memilih bergabung dengan klub bulu tangkis terbesar di Kota Kretek tersebut.

Sebab, atlet yang akrab disapa Nana itu tak dipanggil lagi ke pelatnas. "Iya, saya bergabung di PB Djarum sejak Rabu. Jadi, belum ada sepekan di sini," ujarnya.

Saat ditanya Radar Kudus (Jawa Pos Group) soal kepindahannya ke PB Djarum, Nana memberikan beberapa alasan. Salah satunya, PB Djarum dianggap lebih sering mengirim atlet ke berbagai turnamen. Tidak hanya di dalam negeri, tapi di luar negeri.

Meski baru bergabung, dia mengaku sudah kenal dengan beberapa atlet binaan PB Djarum. Di antaranya, atlet tunggal wanita Maria Elfira, Maria Febe, Rosaria Yusfin Pungkasari, serta Febby Angguni. Mereka beberapa kali bertemu di sejumlah turnamen. Bahkan, Febby sempat menjadi rekan Nana di pelatnas Cipayung.

Lilyana Natsir Ingin Nongkrong di London

Banyak kota di mancanegara sudah dikunjungi Lilyana Natsir. Tapi, masih ada yang kurang. London! Ya, itulah kota yang sangat ingin dikunjungi Lilyana. ''London itu sepertinya modern sekali dan pasti memiliki suasana yang berbeda,'' tutur Lilyana.

Kesempatan mengunjungi London sebenarnya terbuka lebar bagi pebulutangkis wanita Indonesia itu. Pekan ini, Lilyana bersama tim bulu tangkis Indonesia tampil di ajang super series All England yang digelar di Birmingham, Inggris.

Hanya, meski sudah menginjak tanah Inggris, tidak mudah bagi Lilyana untuk mewujudkan keinginannya menikmati London. ''Sampai sana harus istirahat dan langsung latihan. Mana sempat jalan-jalan,'' tutur gadis kelahiran Manado ini.

Jadwal pertandingan yang padat juga menjadi kendala. Setelah All England, Butet - sapaan akrab Lilyana - tidak punya waktu lagi untuk bersantai. Dia harus langsung terbang ke Swiss untuk mengikuti ajang super series di sana.

Sebenarnya, bisa saja Butet merealisasikan harapannya pergi ke London. Itu bila dia sudah tersingkir di babak awal All England sehingga punya waktu luang untuk bersantai. Namun, tentu bukan kegagalan yang diinginkan Butet di kejuaraan ini. ''Feeling saya kok juara,'' kata peraih medali perak Olimpiade Beijing 2008 itu.

Ini bukan kali pertama Lilyana menjejak Inggris. Sudah sejak 2006 lalu pasangan Nova Widhianto di nomor ganda campuran ini tak pernah absen mengunjungi Inggris. Ironisnya, tak sekalipun dia bisa menikmati London. ''Kayaknya harus ikut Olimpiade 2012 dulu baru bisa ke sana. Doakan saya bisa tampil lagi di Olimpiade,'' katanya.