CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Badminton Mania

Senin, 06 April 2009

PBSI Belum Berani Pasang Target di Piala Sudirman

Pengurus Besar PBSI belum berani memasang target pada kejuaraan dunia bulu tangkis beregu campuran Piala Sudirman, 10-17 Mei 2009 di Guangzhou, China. Pasalnya, susunan pemain yang akan tampil di kejuaraan itu belum ditetapkan.

Sekretaris Jenderal PB PBSI, Yacob Rusdianto mengatakan, nama-nama pemain yang masuk Tim Piala Sudirman sedang digodok tim pelatih. Rencananya, nama-nama tersebut akan diumumkan pekan depan.

"Sampai sekarang saya belum mendapat laporan dari Kabid Binpres, siapa saja pemain yang masuk tim. Tapi prinsipnya, pemain yang masuk tim adalah yang kondisinya paling siap," ungkapnya, Sabtu (4/4).

Ditemui di sela-sela menghadiri Musyawarah Olahraga Kota (Musorkot) KONI Surabaya, Yacob mengakui, banyak pihak yang meragukan kekuatan tim Indonesia di Piala Sudirman tahun ini. Menurut dia, prestasi pemain-pemain Pelatnas dalam beberapa waktu terakhir dan hengkangnya sejumlah pemain potensial dari Pelatnas, menjadi sejumlah alasan.

Selain itu, sejumlah pemain inti Pelatnas, seperti Soni Dwi Kuncoro dan Markis Kido dikabarkan belum sembuh 100 persen dari cedera. Ini yang membuat kekuatan Indonesia menjadi pincang.

"Target tertentu belum ditetapkan, tapi yang jelas, semua pemain ditargetkan meraih kemenangan pada setiap pertandingan," katanya.

Menurut Yacob, tuan rumah China, Korsel dan Malaysia yang memiliki talenta-talenta pemain bagus, menjadi ancaman serius. Tetapi dia berharap, dengan posisi underdog, para pemain justru tampil lebih lepas dan bisa membuat kejutan.

Soal kemungkinan bergabungnya beberapa mantan pemain Pelatnas, seperti Taufik Hidayat, Alvent Yualianto dan Vita Marissa, Yacob belum berani memastikan. Menurutnya, semua itu diserahkan kepada tim pelatih dan Binpres PBSI.

"Saya kira Binpres dan pelatih yang paling tahu soal kebutuhan pemain, apakah perlu memanggil kembali mantan pemain Pelatnas atau cukup mengandalkan pemain-pemain yang ada di Pelatnas saat ini," jelasnya.

Awas! Inggris Siap Buat Kejutan di Guangzhou

Kekuatan Inggris di ajang bulu tangkis mungkin tak terlalu diperhitungkan. Namun, mereka siap membuat kejutan di Piala Sudirman 2009 yang berlangsung di Guangzhou, China, 10-17 Mei nanti.

Pernyataan itu dilontarkan pelatih kepala Inggris Ian Wright. Menurutnya, mereka ingin memperbaiki hasil dua tahun lalu ketika mampu menembus semifinal kejuaraan dunia beregu campuran tersebut yang berlangsung di Glasgow, Skotlandia.

"Kami akan melakukan semua yang bisa dilakukan untuk menyamai, dan mungkin memperbaiki hasil di Glasgow meskipun kami sadar, untuk mewujudkannya pasti sangat sulit," ujar Wright seperti dikutip situs resmi Asosiasi Bulu tangkis Inggris (Badminton England), Minggu (5/4).

Untuk Piala Sudirman kali ini, Inggris telah menetapkan tim yang terdiri dari 11 pemain, tujuh di antaranya adalah pemain yang masuk dalam tim 2007.

Mereka yang memperkuat Inggris saat kalah 2-3 dari Indonesia di semifinal 2007 adalah Nathan Robertson, Anthony Clark, Robert Blair, Andrew Smith, Rajiv Ouseph, Elizabeth Cann dan Donna Kellogg. Sementara empat pemain lainnya yang baru bergabung di tim Piala Sudirman adalah Chris Adcock, Gabby White, Sarah Walker dan Jenny Wallwork.

Dari Malaysia, tunggal putri Julia Wong hampir dipastikan akan memperkuat negaranya setelah tampil bagus di India Terbuka. Wong yang tak diunggulkan di luar dugaan mencapai final sebelum kalah dari pemain Perancis Pi Hongyan.

Pelatih kepala Rashid Sidek dalam situs resmi Asosiasi Bulu tangkis Malaysia (BAM) menyebutkan, Julia akan dimasukkan ke dalam tim Sudirman bersama tunggal putri terbaik Malaysia Wong Mew Choo.

Adapun Asosiasi Bulu tangkis China (CBA) menyebutkan, pemain tunggal putra China, Bao Chunlai kemungkinan tidak memperkuat tim tuan rumah sekaligus juara bertahan itu. Pasalnya, pemain kidal itu sedang cedera lutut kiri.

Bagaimana dengan Indonesia? Menurut Sekjen PB PBSI Yacob Rusdianto, tim Merah-putih akan terdiri atas maksimal 20 pemain yang mungkin akan diumumkan pada hari Selasa (7/4)

Minggu, 05 April 2009

Ketika Pasangan Baru Pelatnas Fran Kurniawan/Pia Zebadiah ''Berbulan Madu''

Waktu untuk Pasangan di Lapangan Kalahkan Waktu bagi Kekasih

Menjadi pebulu tangkis kelas dunia membutuhkan banyak pengorbanan. Sesi latihan menyedot hampir seluruh waktu. Itu dirasakan pula oleh pasangan baru ganda campuran Cipayung, Fran Kurniawan/Pia Zebadiah.

RAUT muka Fran Kurniawan tak lagi muram. Sejak medio Maret lalu, latihan pagi dan sore setiap hari di Pusat Bulu Tangkis PB PBSI Cipayung, Jakarta Timur, dilakoninya dengan sepenuh hati. Maklum, dalam waktu dekat, dia sudah harus turun ke turnamen Vietnam Challenge di Hanoi mulai 21-26 April nanti.

Kepastian mengikuti turnamen internasional itu tak lepas dari suksesnya mendapatkan pasangan di ganda campuran. Sejak pemanggilan ke pelatnas Februari lalu, Fran memang kesulitan menemukan "jodoh". Shendy Puspa Irawati yang menjadi partnernya saat masih membela PB Djarum Kudus lebih dulu menuju pelatnas melalui sektor ganda wanita bersama Meiliana Jauhari. PBSI pun mengambil kebijakan untuk memfokuskan Shendy pada sektor tersebut karena minimnya pemain di sana.

Praktis, hampir tiga bulan Fran terkatung-katung. Alih-alih jadwal turnamen, pasangan yang digandengnya belum jelas. Nasibnya baru berubah ketika pemain tunggal wanita, Pia Zebadiah, memutuskan beralih ke nomor ganda campuran sekitar dua minggu lalu. "Akhirnya saya dapat 'istri' hingga kesempatan bertanding terbuka lagi," tutur Fran yang baru saja berulang tahun ke-24, tepatnya 1 April lalu.

Dia tak menyangka jika Pia akan menjadi pasangannya. "Saya pernah berkata dalam hati, asyik juga pasangan sama Pia ketika latihan iseng bersama. Itu sebelum Pia pindah ke ganda campuran," ungkap Fran.

Apalagi, jika dibandingkan tiga ganda campuran lain pada lapis kedua pelatnas, Fran mendapatkan pemain paling matang. Bandingkan dengan Muhammad Rijal yang sebelumnya berpasangan dengan Vita Marissa. Dia harus memulai langkah awal bersama Debby Susanto yang masih sangat muda. Begitu pula dengan Tantowi Ahmad yang digandengkan dengan Richi Dili Puspita.

Senada dengan Fran, Pia juga cukup gembira bisa langsung mendapatkan pasangan yang cocok di lapangan maupun di luar lapangan. "Tidak tahu kenapa, tapi soul-nya langsung dapet. Tapi, kami tidak boleh terburu-buru berkesimpulan karena belum diuji pada pertandingan sesungguhnya," terang Pia.

Pia memutuskan untuk pindah nomor karena prestasi di tunggal wanita kurang maksimal. Adik kandung juara Olimpaide 2008 Beijing ganda pria Markis Kido itu harus puas angkat koper pada putaran pertama di All England dan Swiss Terbuka Super Series Maret lalu.

Setelah berkonsultasi dengan keluarga dan pelatih tunggal wanita Marlev Mainaky, gadis kelahiran Medan itu pun membulatkan tekad pindah ke ganda campuran.

"Ternyata, lebih enak di lapangan berdua daripada tampil sendirian," kelakarnya. "Keluarga kami makin menguasai nomor ganda Cipayung bukan?" imbuhnya. Dua kakaknya memang lebih dulu mendiami ganda pria, Kido dan Bona Septano. Bahkan, saat Pia masih berjuang sebagai tunggal wanita ketiga di pelatnas, Kido sudah menjadi nomor satu bersama Hendra Setiawan dan Bona di lapis kedua bersama Mohammad Ahsan.

Dua pekan terakhir, Fran dan Pia rela menghabiskan waktu bersama di lapangan latihan Cipayung dari Senin pagi hingga Jumat sore. Mereka didampingi langsung oleh Richard Mainaky. "Kalau dihitung-hitung, waktu bersama Pia lebih banyak daripada saya bareng pacar," gurau Fran.

Fran memang hanya menyisakan Sabtu-Minggu untuk Alin Trisuci, cewek yang dipacarinya sejak lima tahun silam. Pia pun tak terlalu merasa kesepian setelah tak lagi jalan bareng Tommy Sugiarto.

Tantangan keduanya cukup berat. Meski menjadi pasangan baru, mereka diharapkan dapat menjembatani ganda campuran setelah skenario yang disusun Richard buyar seiring mundurnya Vita. Bukan tidak mungkin mereka menjadi ganda campuran ketiga tim nasional Piala Sudirman 2009.

Rabu, 01 April 2009

Pelatnas Fokus Fisik

Demi Penuhi Target Runner-Up Piala Sudirman

JAKARTA - Persoalan fisik menjadi kelemahan utama yang diwaspadai PB PBSI menjelang pelaksanaan Piala Sudirman 2009 pada 10-17 Mei nanti. Karena itu, dalam dua pekan ini mereka akan menggenjot stamina pemain pelatnas sebelum bertolak ke Guangzhou, Tiongkok, untuk melakoni even beregu tersebut.

Kesimpulan adanya kelemahan dari segi fisik itu berdasar evaluasi hasil pemain pelatnas ketika tampil dalam rangkaian turnamen super series di Eropa bulan lalu. Saat itu tidak satu pun gelar juara berhasil direbut pemain Cipayung (markas pelatnas).

Di Piala Sudirman nanti, PB PBSI mematok target menembus final. Sejak even tersebut diselenggarakan kali pertama di Jakarta pada 1989, hanya sekali tim Merah Putih juara. Selain itu, Indonesia lebih sering menjadi runner-up, yakni enam kali.

PB PBSI tidak berani mematok target juara karena Tiongkok merupakan yang terkuat saat ini. Selain Piala Sudirman, mereka menguasai trofi Piala Thomas dan Uber.

Namun, PB PBSI tidak mau jika target ke final itu dianggap sebagai sikap pesimistis. "Kalau kami memasang target final, tinggal selangkah lagi menjadi juara," ucap Kasubid Pelatnas PB PBSI Christian Hadinata di Jakarta kemarin (31/3).

Menurut Christian, bagi para pebulu tangkis lapis pertama Cipayung, persoalan teknik memang bukan lagi kendala. Sony Dwi Kuncoro dkk sudah terbiasa melakoni pertandingan kelas dunia.

"Persoalan fisik yang tidak bugar saat bertanding di Eropa-lah yang membuat saya dan jajaran pelatih memiliki PR (pekerjaan rumah, Red) untuk meningkatkan fisik dalam waktu yang tersisa ini," terang dia.

Dengan fisik prima, para pemain diharapkan dapat tampil konsisten selama delapan hari pertandingan. "Jangan hanya menang pada satu putaran, tapi besoknya jelek," imbuh pria asal Purwokerto, Jawa Tengah, itu.

Latihan fisik tersebut tak hanya berupa penambahan porsi pada aspek di luar lapangan, tapi juga fisik saat berada dalam lapangan. Misalnya drilling bola. Agar tidak cepat jenuh, para pebulu tangkis yang dipersiapkan ke Piala Sudirman juga melahap latihan dalam bentuk pertandingan. Dengan begitu, peningkatan kemampuan fisik pemain bisa diukur, antara lain melalui akurasi pukulan dan konsentrasi menghadapi lawan.

Untuk mengoptimalkan latihan tersebut, PBSI mengharapkan pelatih teknik dan fisik bisa bekerja sama dengan lebih baik. Maksimal, satu pekan lagi para pemain harus melakoni latihan fisik yang lebih berat daripada biasanya. Selepas jadwal latihan fisik, para pebulu tangkis Cipayung melakoni serangkaian simulasi. Tapi, waktu dan lokasinya belum ditentukan hingga kemarin.

Sigit Pamungkas, pelatih ganda pria pelatnas PB PBSI, melaksanakan program itu sejak anak asuhnya pulang dari Swiss Terbuka Super Series yang berakhir 15 Maret lalu. Rian Sukmawan/Yonatan Suryatama Dasuki diwajibkan menambah latihan untuk meningkatkan kekuatan tangan. Demikian pula Bona Septano/Mohammad Ahsan. Adapun Markis Kido tetap diwajibkan memulihkan kondisi lutut kirinya yang cedera.(vem/ang)

Perkiraan Skuad Inti Piala Sudirman

Tunggal pria: Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso
Tunggal wanita: Maria Kristin Yulianti, Adriyanti Firdasari
Ganda pria: Markis Kido/Hendra Setiawan, Bona Septano/Mohammad Ahsan, Candra Wijaya*, Alvent Yulianto*
Ganda wanita: Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari, Greysia Polii/Nitya Krishinda, Vita Marissa*
Ganda campuran: Nova Widianto/Lilyana Natsir, Devin Lahardi/Lita Nurlita, Muhammad Rijal*, Flandy Limpele*, Vita Marissa*

Catatan: *pemain non-pelatnas

Atlet dan Pelatih Berprestasi Terima SK CPNS

Perhatian dan kepedulian pemerintah kepada para atlet dan pelatih agar terus memberikan prestasi terbaik, nyaris tak habis-habisnya. Rabu (1/4) di Wisma Menegpora, Jakarta, Pemerintah melalui Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault, menyerahkan Surat Keputusan Calon Pegawai Negeri Sipil (SK CPNS) kepada 67 atlet dan pelatih yang berprestasi.

"Mereka diterima sebagai CPNS dengan syarat minimal meraih medali emas di Pekan Olahraga Nasional (PON). Walau menggunakan ijazah SMA, namun sambil jalan, nanti bagi yang sudah sarjana bisa menyesuaikan, sehingga kepangkatan dan gaji mereka bisa disesuaikan dengan ijazah yang dimiliki," kata Sekretaris Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Wafid Muharam.

Dia menyebutkan, tahun 2007 sudah dimulai dirintis dengan mengangkat 7 orang altet berprestasi jadi PNS, dari 9 formasi yang disediakan. Tahun 2008, karena didukung Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan BKN, jumlah yang diterima meningkat. Diterima 67 orang dari 75 formasi yang disediakan. Tahun 2009 direncanakan akan diterima 150 atlet/pelatih berprestasi.

Wafid menjelaskan, dari 43 cabang olahraga yang dibina KONI saat ini, hanya yang diterima jadi PNS untuk 22 cabang olahraga, yakni panahan, atletik, renang, bulutangkis, pencak silat, taekwondo, karate, dayung, wushu, angkat berat, catur, tarung drajat, polo air, judo, kempo, balap sepeda, tennis meja, bola voli, bola basket, soft boll, senam, dan menembak.

"Jadi PNS tak akan membatasi gerak mereka untuk tetap berkiprah sebagai atlet dan pelatih. SK pengangkatan mereka terhitung 1 Desember 2008 , sehingga gaji mereka dirapel tanpa potongan. Cuma untuk jadi PNS, semua harus mengikuti prajabatan selama dua minggu, bulan Juli 2009. Taka ada dispensasi," tandas Wafid.



Profesi Olahragawan

Menegpora Adhyaksa Dault seusai menyerahkan SK CPNS secara simbolis kepada peraih dua medali emas SEA Games 2007, sekaligus pemecah rekor SEAG nomor 100 meter, Suryo Agung Wibowo, dan pelatih Kurnia Sari Fatiha mengatakan bahwa pihaknya selama jadi Menegpora, baru kali ini merasa sangat berbahagia, karena menyerahkan langsung SK CPNS kepada atlet/pelatih berprestasi.

"SK CPNS adalah sebuah bentuk penghargaan pemerintah, selain ada bonus berupa uang tunai, misalnya Rp 250 juta per keping emas di ajang SEA Games. Juga ada bantuan 100 rumah bagi mantan atlet berprestasi yang telah diserahkan sebelumnya. Sangat berbahagia hari ini, karena Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, telah bisa dilaksanakan dengan baik," ungkapnya.

Mengutip pasal 86 ayat 1, Adhyaksa menyatakan, Setiap pelaku olahraga, organisasi olahraga, lembaga pemerintahan atau swasta dan perseorangan yang berprestasi dan atau berjasa dalam memajukan olahraga, diberikan penghargaan. UU Sistem Keolahragaan Nasional, adalah pondasi untuk pembangunan olahraga di Indonesia, yang selama ini belum pernah ada.

"Penghargaan diberikan karena para atlet telah memberikan yang terbaik buat bangsa dan negara. Apalagi, mereka telah mengorbankan masa lalunya. Olahragawan boleh kehilangan masa lalu, tapi tidak kehilangan masa depan. Jadi atlet harus menjadi cita-cita dari dini, jangan karena kecelakaan baru berkeinginan jadi atlet," katanya.

Menurut Adhyaksa, saat ini dan ke depan, olahragawan sudah menjadi profesi yang menjanjikan. Dengan menjadi PNS, atlet bisa lebih fokus untuk mencapai prestasi terbaik. Karena itu, anak-anak sekarang harus didorong dan dibina jika bercita-cita jadi olahragawan.

Sony Siap Ikut Piala Sudirman

Tunggal putra utama Indonesia, Sony Dwi Kuncoro, mengaku sudah pulih dari sakit pinggang yang sempat mengganggunya, dan siap memperkuat tim Piala Sudirman. "Sudah sembuh, sekarang latihannya juga sudah cukup berat," ujar Sony di Jakarta, Minggu.

Sony yang absen di Swiss Super Series akibat sakit pinggang yang menyerang tiba-tiba, mengaku sudah tidak terganggu oleh sakitnya itu, bahkan sudah menambah beberapa latihan khusus untuk memperkuat bagian-bagian tubuh tertentu. "Saya juga melakukan latihan tambahan di luar latihan rutin untuk memperkuat bagian yang masih kurang kuat, selain itu juga terus menjalani terapi agar benar-benar pulih," kata Sony yang juga sempat diganggu cedera paha itu.

Pemain ganda putra Hendra Setiawan yang akan ambil bagian pada Kejuaraan Asia bulan depan bersama pasangannya Markis Kido juga mengaku siap menghadapi Piala Sudirman Mei mendatang. Pasangan Kido/Hendra yang batal ke turnamen Eropa karena cedera lutut Kido belum pulih mengaku satu turnamen sudah cukup baginya untuk persiapan Sudirman. "Satu turnamen (Kejuaraan Asia) cukup lah, sudah terbiasa bertanding juga," kata Hendra yang menargetkan juara di Kejuaraan Asia yang akan digelar di Suwon, Korea, pada 7-12 April.

Ia juga menyebutkan, cedera lutut Kido sudah jauh membaik dan pasangan juara olimpiade dan juara dunia itu sudah dapat berlatih normal. "Meskipun masih tampak sakit ketika melakukan gerakan tertentu," katanya.

Sony dan Kido/Hendra kemungkinan akan menjadi tumpuan harapan Indonesia dalam kejuaraan dunia beregu Piala Sudirman di Guangzhou, China, 10-17 Mei, saat Indonesia berusaha memperbaiki hasil dua tahun lalu ketika keluar sebagai runner-up.

Atlet Bulu Tangkis Dapat Pasokan Suplemen

Perusahaan penjualan langsung Amway yang memproduksi makanan suplemen Nutrilite memastikan memberi dukungan terhadap enam pebulu tangkis Indonesia dengan mengontrak mereka selama satu tahun.

"Gagasan ini muncul ketika kami tahu bahwa atlet-atlet bulu tangkis Indonesia adalah konsumen Nutrilite sehingga timbul gagasan untuk membentuk Tim Nutrilite Indonesia," ujar Presiden Direktur Amway Indonesia Koen Verheyen yang menambahkan bahwa, meskipun kontrak awal selama satu tahun, tetapi ada niat untuk melanjutkan hingga Olimpiade London 2012.

Keenam pebulu tangkis tersebut adalah peraih medali perunggu Olimpiade Athena, Sony Dwi Kuncoro, juara Olimpiade Beijing pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan, peraih medali perunggu Olimpiade Beijing, Maria Kristin, Simon Santoso, dan Adriyanti Firdasari. "Ini pertama kalinya bagi atlet bulu tangkis secara tim dikontrak oleh satu perusahaan karena selama ini yang ada hanya kontrak pribadi saja," ujar Hendrawan, pelatih yang juga dikontrak perusahaan itu.

Selain nilai kontrak dengan jumlah nominal tertentu, para atlet tersebut mendapat bantuan suplemen nutrisi, baik secara umum, maupun khusus sesuai kebutuhan masing-masing. Kontrak tersebut terwujud setelah PB PBSI membuka peluang adanya sponsor pendamping di luar sponsor utama selama ini, Yonex.

Atlet dunia yang juga dikontrak perusahaan tersebut antara lain adalah pelari Asafa Powell dan Liu Xiang, pesepak bola Ronaldinho, dan tim sepak bola AC Milan.

Ke Kanada, Taufik Dapat Julukan Baru

Usai meraih gelar juara yang pertama tahun ini di India Terbuka, Taufik Hidayat akan ikut dalam eksebisi Racket Rally '09 di Richmond, 3-5 April 2009 ini.

Taufik menjadi juara di turnamen India Terbuka di Hyderabad, Minggu (29/3) setelah mengalahkan pemain Malaysia Muhammad Hafiz Hashim di babak final. Ini merupakan gelar pertama Taufik setelah ia memutuskan menjadi pemain profesional murni dengan mengundurkan diri dari pelatnas Cipayung, akhir Januari lalu.

"Hidup menurut saya baru berarti kalau kita bisa mempertahankannya; kadang saat terindah pada seseorang ada pada saat tersedih untuk orang lain," demikian pernyataan tertulis Taufik setelah kemenangannya. ia mengacu kepada peristiwa jebolnya tanggul Situ Gintung, Jumat lalu.

Dalam rilis tersbeut juga disebutkan Taufik akan mengikuti Racket rally bersama pemain Denmark, Peter Hoeg Gade dan pemain tim Djarum Jawa Tengah, Andre Kurniawan Tedjono.

Namun Peter Hoeg Gade yang merupakan pemain peringkat 4 dunia memutuskan menarik diri karena mengalami cedera patah kaki. Posisinya kemungkinan digantikan oleh pemain Denmark lainnya, Joachim Persson.

Racket Rally 2009 akan dilangsungkan di Richmond Olympic Oval di Richmond. Kota di Kanada ini memang merupakan kota dengan populasi pendatang asal Asia yang cukup besar. Cukup banyak pemain bulu tangkis dan tenis meja keturunan Asia berasal dari kota ini. Salah satunya adalah Darryl Yung yang pernah mewakili Kanada di Olimpiade Atlanta 1996.

Yung-lah yang mengusahakan penggantian Gade dengan pemain dengan peringkat tinggi, Joachim Persson. Para pemain ini akan melakukan eksebisi bulutangkis yang juga diikuti peringkat utama bulutangkis Kanada, Andrew Dabeka dari Ottawa.

Yung secara khusus memuji sosok Taufik Hidayat. "Saya pernah menonton dia beberapa kali," kata Yung. Taufik mampu membuat permainan jadi menarik. Anda tidak akan pernah tahu apa yang akan dilakukannya. Ia bisa saja melakukan backhand smash dengan kecepatan 200 kilometer perjam. Bagi saya ia seperti Michael Jordan," kata Yung.

Situs media Kanada, www.vancouversun.com juga menyamakan Taufik dengan petenis AS, John McEnroe atau Andy Roddick sebagai pemain temperamental karena suka memrotes wasit, ribut dengan pemain lain bahkan dengan penonton. "Saya lebih mengagumi Hidayat sebagai pemain dengan kemampuan menyihir, bukan sebagai pemarah," kata Yung.

Setelah tidak lagi menjadi pemain pelatnas, Taufik justru memiliki kesempatan memopulerkan bulu tangkis. Justru di negara-negara tanpa tradisi bulu tangkis, Taufik ternyata cukup dikenal dengan pelbagai julukan. Dari Micahel Jordan, John McEnroe hingga Andy Roddick. Saat menjadi juara di India, pekan lalu, Taufik juga mendapat julukan, "The Golden Boy..."

Vita: Saya Bangga Bisa Bantu Nadya Raih Prestasi

Vita Marissa sukses menembus final nomor ganda putri dan ganda campuran di turnamen India Terbuka. Meskipun demikian, mantan pemain Pelatnas Cipayung tersebut mengaku biasa saja.

Bagi pemain yang untuk pertama kalinya ikut kejuaraan dengan status pemain profesional itu, yang terpenting dia bisa membantu pemain muda meraih prestasi. Hal ini merujuk hasil yang diperolehnya bersama Nadya Melati, pasangannya di nomor ganda putri.

Pada semifinal yang digelar di Gouch Bouli Indoor Stadium, Hyderabad, Sabtu (28/3), Vita yang sudah mundur dari Pelatnas meraih sukses bersama Nadya. Bersama pasangannya yang berusia 22 tahun itu, mereka menaklukkan unggulan ketiga asal India, Jwala Gutta/Shruti Kurian, dengan 21-17 21-9.

Di final yang akan berlangsung hari ini, Vita/Nadya akan menghadapi ganda putri China, Ma Jin/Wang Xiaoli, yang menyisihkan pasangan Indonesia lainnya, Jo Novita/Endang Nursugianti, dengan 21-9 21-6.

"Rasanya biasa saja, bukan buat prestasi diri sendiri, tetapi juga menjadi tolok ukur ternyata masih bisa membantu junior juga," ujar pemain berusia 28 tahun ini tentang Nadya, yang juga mantan pemain Pelatnas.

"Meskipun tidak lagi di Pelatnas, dia (Nadya) juga masih mampu meraih hasil yang sampai sekarang terbilang bagus," kata Vita yang saat di Pelatnas menjadi ganda putri nomor satu Indonesia bersama pasangannya, Liliyana Natsir.

Vita berharap, keberhasilan tersebut bisa berlanjut hingga mencapai hasil terbaik dalam final turnamen berhadiah total 120.000 dollar AS itu saat mereka menghadapi Ma Jin/Wang Xiaoli.

Di ganda campuran, Vita yang berpasangan dengan Flandy Limpele juga maju ke final. Pasangan unggulan ketiga ini lolos setelah mengungguli ganda campuran muda Pelatnas, Tantowi Ahmad/Richi Puspita Dili, dengan 21-10 21-19.

Mereka akan berjumpa dengan satu-satunya harapan tuan rumah yang merupakan unggulan kedua, Diju Valiyaveetil/Jwala Gutta, yang menang atas pasangan Malaysia, Ong Jien Guo/Chong Sook Chin, dengan 21-11 21-12. "Mudah-mudahan bisa memberi yang terbaik," kata Vita, yang bersama Flandy berhasil mencapai semifinal pada Olimpiade 2008 Beijing.

Rabu, 25 Maret 2009

Andre Pimpin Klub Djarum Kudus di India Terbuka

PB Djarum Kudus hanya menerjunkan tiga atletnya pada turnamen bulu tangkis India Terbuka yang berlangsung di Hyderabad, 24-29 Maret 2009. Demikian pernyataan Ketua PB Djarum FX Supandji.

"Kami bagi-bagi pemain yang ikut turnamen di luar negeri, sehingga tidak bisa menurunkan atlet dalam jumlah yang besar pada even internasional termasuk India Terbuka," ungkapnya, Selasa (24/3).

Menurut dia, setiap pengiriman pemain ke luar negeri untuk ikut turnamen, biaya sepenuhnya ditanggung klub. Tetapi kalau pebulu tangkis Djarum yang masuk ke pelatnas kemudian terjun pada even internasional biaya sepenuhnya ditanggung oleh PB PBSI.

Ia menyebutkan, untuk India Terbuka yang tampil hanya Andre Kurniawan di nomor tunggal putra dan ganda putra pasangan Afiat Yuriskiawan/Rifky Windarto. Mereka berangkat atas nama klub sehingga biaya seluruhnya ditanggung oleh PB Djarum.

Tentang target ketiga pemainnya itu, Supandji mengatakan, tidak ada target khusus. Apalagi, untuk nomor ganda putra harus melalui babak kualifikasi karena peringkat Rifky/Afiat di luar 50 besar dunia.

Tetapi, kata dia, kalau Andre langsung bertanding pada babak utama karena peringkat dunia yang dimiliki pebulu tangkis ini sudah memenuhi syarat.

Ya, di India Terbuka ini Andre menjadi unggulan kelima. Dia akan melakoni laga perdananya pada Rabu (25/3) melawan pemain tuan rumah Dsa Nigel. Di atas kertas, Andre berpeluang besar untuk menang dan lolos ke putaran selanjutnya.

Perjalanan berat bakal dihadapi Afiat/Rifky. Mereka harus menantang pasangan Malaysia yang merupakan unggulan keenam, Hoon Thien How/Lin Woon Fui.

Di turnamen ini, ada cukup banyak pemain Indonesia yang tidak bernaung di bawah Pelatnas Cipayung, yang ambil bagian. Salah satunya adalah Taufik Hidayat (unggulan 2), yang diharapkan bisa membawa pulang gelar dari sana.

Berburu Pelapis Kido

Candra-Luluk Bisa Masuk Timnas Lagi

Memiliki pasangan ganda pria terbaik dunia belum bisa membuat PB PBSI merasa tenang menghadapi Piala Sudirman pada 10-17 Mei di Guangzhou, Tiongkok. Itu terjadi seiring belum pulihnya kondisi Markis Kido karena cedera lutut kiri yang membekapnya akhir-akhir ini.

Bahkan cedera tersebut memaksa Kido dan pasangannya, Hendra Setiawan, absen dari dua turnamen Eropa, All England dan Swiss Terbuka, awal Maret lalu. Setelah lama absen, mereka baru akan merasakan kembali atmosfer pertandingan Kejuaraan Asia pada April di Suwon, Korsel.

"Makanya, kami harus menyiapkan pemain cerdik lain untuk melapisi posisi Kido di saat-saat emergency. Hendra bisa dipasangkan dengan siapa saja," terang Sigit Pamungkas, pelatih ganda pria pelatnas PB PBSI.

Tak menutup kemungkinan pemain yang dimaksud bukanlah skuad pelatnas Cipayung. Sigit menyebutkan dua pemain eks pelatnas yang memiliki karakter yang dibutuhkan. Di antaranya, Alvent Yulianto dan pemain senior, Candra Wijaya. "Yang penting, pemain itu bisa klop dengan gaya permainan Hendra," jelas pelatih asal PB Jaya Raya Jakarta tersebut.

Hendra boleh saja kalem di luar lapangan. Tapi, dia dikenal sebagai sebagai pemain depan yang tangguh. Kalau Hendra sudah di depan dan Kido di posisi belakang, tak ada lawan yang tak gentar menghadapi pasangan peraih medali emas Olimpiade 2008 Beijing tersebut. Sigit menilai bahwa Alvent merupakan salah seorang pemain yang cerdik. Sementara itu, Candra memiliki pengalaman bertanding yang cukup tinggi.

Kekuatan Kido/Hendra memang sangat dibutuhkan pada sektor ganda Tim Sudirman nanti. Maklum, dua pasangan ganda pria pelatnas lain, Bona Septano/Muhammad Ahsan dan Rian Sukmawan/Yonathan Suryatama Dasuki masih terlalu emosional saat tampil di lapangan. Mereka kerap kalah di lapangan karena kesalahan sendiri.

"Untuk menghadapi negara tertentu, mungkin mereka bisa. Tapi, kalau ketemu Korsel atau Tiongkok, mereka harus menyiapkan amunisi yang utama," papar Sigit.

Kido mengaku bahwa kondisinya sudah membaik. Setelah pemeriksaan MRI, rupanya dia mengalami peradangan sendi pada lutut. Sehari-hari, Alvent masih berlatih di pelatnas sebagai sparring partner. Jadwalnya tidak menentu. "Kalau Mas Sigit minta saya berlatih di sini, ya saya latihan di sini. Kalau sedang tidak dibutuhkan, saya latihan di tempat lain," ungkap Alvent.

Peluang kembali bergabung dengan tim Sudirman memang masih diidamkan Alvent. "Tapi, berat ya karena yang muda-muda di pelatnas pun sudah makin bagus," ujarnya. Dia menolak bergabung di pelatnas karena tak cocok dengan nilai kontrak dari PBSI.

Namun, Alvent tak berkeberatan bergabung dengan timnas jika memang diharapkan. "Kalau untuk negara, saya siap saja," tegasnya.

Menanti Kebangkitan Indonesia di India Terbuka

Awal tahun 2009 ini merupakan masa suram bagi prestasi bulu tangkis Indonesia. Bagaimana tidak, tiga turnamen bergengsi berlalu tanpa satu pun trofi yang dibawa pulang ke Tanah Air.

Ya, mulai dari Jerman Terbuka, All England, dan terakhir Swiss Terbuka, para pemain Indonesia hanya menjadi penghibur. Padahal, mereka diharapkan bisa minimal meraih satu gelar sebagai "tanda" bahwa bulu tangkis Indonesia belum "mati". Lebih memprihatinkan lagi, langkah terbaik yang dicapai adalah semifinal.

Nah, pekan ini para pemain Indonesia kembali berjibaku di turnamen India Terbuka yang berlangsung 24-29 Maret. Saatnya kita menantikan kebangkitan para pemain Indonesia.

Meskipun dari Pelatnas Cipayung tak menurunkan seluruh kekuatannya, tetapi satu nama yang diterjunkan ke ajang tersebut patut disimak sepak terjangnya. Siapa lagi kalau bukan Maria Kristin Yulianti.

Memang tak ada target khusus yang dibebankan pada tunggal putri nomor satu Indonesia tersebut. Namun, dia harus bisa membangkitkan harapan semua pencinta olahraga bulu tangkis di Tanah Air agar sektor tunggal putri bisa "berbicara" di turnamen besar.

Maria diikutkan dalam kejuaraan ini untuk merasakan kembali atmosfer pertarungan di sebuah kejuaraan besar pascapulih dari cedera lutut. Peraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008 tersebut lama absen dan India Terbuka ini bakal menjadi debutnya pada tahun 2009.

PBSI berharap, keikutsertaan Maria ini sekaligus menjadi pemanasan sebelum tampil di Piala Sudirman yang berlangsung di Guangzhou, China, 10-17 Mei. Jadi, wajar jika pemain masa depan Indonesia itu tak diberi beban berat.

Maria yang ditempatkan sebagai unggulan keempat akan mengawali langkahnya pada Rabu (25/3) ini. Dia akan melawan pemain Singapura, Zhang Beiwen. Di atas kertas, Maria bakal lolos.

Bagaimana dengan sektor putra? Dari Pelatnas tak ada pemain yang bisa diharapkan bisa meraih prestasi ciamik. Namun, ada satu nama yang mungkin bisa menyelamatkan Indonesia, yakni Taufik Hidayat.

Meskipun prestasi mantan pemain Pelatnas ini sudah sangat menurun, tetapi dari keringatnya mungkin gelar nomor tunggal putra India Terbuka bisa dibawa pulang ke negeri ini. Namun, peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 ini kembali harus melewati perjalanan yang terjal.

Langkah pertamanya pada hari Rabu ini mungkin terbilang sangat ringan karena dia hanya melawan pemain India yang namanya sama sekali tidak terkenal, Nandagopal K. Namun, dalam perjalanan selanjutnya, Taufik yang menjadi unggulan kedua harus siap-siap memeras keringat, apalagi jika harus bertemu musuh bebuyutannya yang selalu menang di beberapa pertandingan terakhir, Lee Chong Wei.

Ya, pebulu tangkis Malaysia unggulan utama tersebut juga ambil bagian di turnamen ini. Chong Wei, juara Swiss Terbuka, merupakan tembok kokoh yang sangat sulit dijebol Taufik.

Selain tunggal putri dan tunggal putra, asa juga terkuak dari nomor ganda campuran. Pasangan lama yang bersatu lagi setelah cukup lama "cerai", Flandy Limpele/Vita Marissa, bisa diandalkan untuk menyabet gelar di India Terbuka.

Flandy/Vita yang juga mantan pemain Pelatnas dan sebagai unggulan ketiga, langsung menembus babak kedua. Bersama tiga pasangan lainnya (unggulan 1, 2, dan 4), mereka baru akan bermain pada hari Kamis (26/3)

Selasa, 24 Maret 2009

Sony Dwi Kuncoro Semakin Dekat Menuju Pelaminan

Predikat sebagai pebulutangkis pria nomor satu Indonesia membuat nama dan wajah Sony Dwi Kuncoro dikenal publik. Bahkan, tak sedikit hamu hawa yang mengidolakan Sony. Prestasi selangit, pembawaan kalem, dan yang penting, bertampang rupawan, menjadi daya tarik tersendiri bagi pada wanita. Namun, para fans pemain peringkat kelima dunia itu harus siap-siap gigit jari.

Sebab, sebentar lagi, Sony bakal melepas masa lajangnya. Pebulutangkis kelahiran Surabaya, 7 Juli 1984, itu kini sudah bertunangan dengan gadis ayu bernama Gading Safitri. "Rencananya, Juli nanti saya married," ungkap juara tunggal pria China Master 2008 itu.

Meski begitu, Sony masih bungkam terkait hari H pernikahannya. "Nanti saja kalu sudah dekat, pasti teman-teman (wartawan) saya kasih tahu," katanya. Dia hanya bilang, pernikahan itu akan dilangsungkan di Surabaya. Sebab, calon istrinya juga Arek Suroboyo.

Sony bertunangan dengan Gading usai Lebaran lalu. Nah, Sony merasa tahun ini adalah saat yang pas untuk mengakhiri kesendiriannya. Apalagi, hubungan mereka sudah lumayan lama. "Saya pacaran sama Gading sudah enam tahun. Jadi, memang sekarang waktunya untuk jadi suaminya," ucap Sony mantap.

Anehnya, Sony tak begitu paham mengenai detail pernikahan yang akan dilakoninya. Semua hal yang terkait prosesi pernikahan Sony sudah dibereskan oleh pihak keluarga. "Yang jelas, semua sudah beres, gedung sudah di-booking, katering sudah dipesan. Saya tinggal datang saja," kata Sony. "Saya berharap, semuanya berjalan lancar," tambahnya.

Sony mengaku tidak sempat membantu menyiapkan pernikahannya sendiri. Sebab, sebagai pemain nasional, dia mengemban kewajiban negara. Dia lebih banyak berada di Jakarta untuk berlatih dan kemudian mengikuti berbagai turnamen di mancanegara. Meski begitu, Sony tetap memantau perkembangan proses menuju pernikahannya. "Saya selalu dikasih tahu perkembangannya. Tapi, saya tidak bisa ke Surabaya terus-terusan," tuturnya.

Jumat, 20 Maret 2009

Fokus Piala Sudirman

Kejuaraan beregu Piala Sudirman 2009 di Guangzhou, Tiongkok, pada 10-17 Mei nanti menjadi fokus utama bidikan prestasi PB PBSI. Untuk mencapai hasil maksimal di sana, organisasi yang dipimpin Djoko Santoso tersebut memilih memarkir para pemain utamanya saat Kejuaraan Asia berlangsung pada 7-12 April di Suwon, Korsel.

Alasannya, tenggat waktu dari Kejuaraan Asia menuju Piala Sudirman sangat pendek. "Keputusan itu ditetapkan semata-mata agar anak-anak bisa mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk tampil di Piala Sudirman," tutur Kabid Binpres PB PBSI Lius Pongoh di Jakarta kemarin (19/3).

Meski demikian, tetap saja PB PBSI menurunkan pemain pelatnasnya di Kejuaraan Asia. Yaitu, ganda pria Markis Kido/Hendra Setiawan. Mereka sudah lama tidak tampil akibat cedera yang dialami Kido. Saat pemain pelatnas lain berlaga di dua super series, All England dan Swiss Terbuka, yang usai akhir pekan lalu, Kido/Hendra justru beristirahat.

"Kido/Hendra harus merasakan atmosfer pertandingan sebagai persiapan menuju Sudirman. Tak ada target khusus. Saya ingin melihat perkembangan pemulihan lututnya," terang Sigit Pamungkas, pelatih ganda pria pelatnas PB PBSI.

Kesempatan untuk merasakan atmosfer pertandingan juga diberikan kepada tunggal wanita terbaik pelatnas, Maria Kristin Yulianti. Setelah menjalani pemulihan cedera lutut, dia bakal diturunkan di India Gold Grand Prix pada 24-29 Maret.

"Menurut pelatih tunggal wanita, Marlev Mainaky, Maria tak perlu turun di Kejuaraan Asia, cukup di India," terang Lius.

Bersamaan dengan pengumuman kebijakan tersebut, Lius membantah anggapan bahwa keputusan untuk tidak mengirimkan banyak pemain ke Kejuaraan Asia disebabkan kegagalan tim pelatnas di dua super series Eropa lalu.

Hanya Kido/Hendra Ikut Kejuaraan Asia

PB PBSI hanya akan mengirim ganda putra nomor satu Indonesia, Markis Kido/Hendra Setiawan, ke Kejuaraan Asia di Korea, 7-12 April. Pasangan nomor satu dunia tersebut tampil di sana untuk persiapan Piala Sudirman.

"Kami sudah sepakat tak akan mengirim pemain ke Korea (Kejuaraan Asia), karena harus konsentrasi ke persiapan Sudirman," ujar Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB PBSI Lius Pongoh, Kamis (19/3).

Ada alasan khusus mengapa hanya Kido/Hendra yang dikirim ke turnamen berhadiah 150.000 dollar AS itu. Peraih medali emas Olimpiade Beijing tersebut cukup lama beristirahat sehingga semangat bertanding mereka perlu dibangkitkan lagi sebelum tampil di Piala Sudirman.

Ya, Kido sempat dibekap cedera lutut yang memaksa Hendra juga ikut "menganggur". Alhasil, mereka harus melewati dua kejuaraan bergengsi baru-baru ini, yakni All England dan Swiss Terbuka Super Series.

"Sudah tidak ada turnamen lagi untuk bulan Mei (Piala Sudirman), jadi kami akan kirim mereka ke sana. Jika tidak, nanti mereka sama sekali tidak merasakan suasana bertanding sebelum tampil di Piala Sudirman," jelas Lius.

Bagi pemain tunggal putri Maria Kristin, yang juga batal ke Eropa karena cedera lutut kanan, akan mendapat kesempatan merasakan bertanding di India Terbuka pekan depan.

Sementara itu, pemain-pemain pelatnas lainnya berlatih mempersiapkan diri menghadapi kejuaraan dunia beregu campuran yang akan digelar di Guangzhou, China, 10-17 Mei itu.

"Praktis persiapannya hanya tinggal selama April saja," kata Lius yang pekan depan akan memimpin tim Indonesia mengikuti kejuaraan Grand Prix Gold India Terbuka. "Saya bersama 11 pemain berangkat Minggu (22/3) ke India," tambahnya.

Ditanya mengenai kemungkinan mengambil pemain dari luar pelatnas untuk tim Piala Sudirman, Lius mengatakan tidak tertutup kemungkinan.

"Ada beberapa usulan dari pelatih, tetapi masih perlu pemantauan. Pertimbangannya penampilan mereka bagaimana, perlu tidak (mengambil pemain dari luar)," kata Lius yang mengatakan ancaman untuk tim Indonesia tidak hanya datang dari tim China yang mengalahkan Indonesia pada final dua edisi terakhir, tetapi juga dari tim Korea, Malaysia, dan Denmark.

PB Djarum Kirim Pemainnya ke Sejumlah Turnamen Internasional

Pebulu tangkis PB Djarum Kudus bakal tampil pada sejumlah turnamen internasional yang digelar akhir Maret hingga April 2009. Menurut Ketua PB Djarum FX Supandji, kejuaraan yang diikuti memiliki gengsi tinggi serta hadiah yang besar.

"Minimal ada tujuh event internasional yang akan diikuti, baik tingkat junior maupun senior dan biayanya berasal dari PB Djarum Kudus," ungkapnya, Kamis (19/3).

Ia menyebutkan, sejumlah turnamen yang diikuti yaitu kejuaraan bulu tangkis di Rumania (19-22 Maret) dengan menyertakan Hayong Rumboko, Bandar Sigit Pamungkas, dan Maria Febe. Kemudian akhir Maret 2009, akan mengirim Andre Kurniawan (tunggal putra), dan pasangan Afiat Yuriskiawan/Rifky Windarto pada kejuaraan bulu tangkis India Open, kemudian pada bulan April 2009 ada puluhan turnamen bulu tangkis, tetapi tidak semua.

"Kami akan pilih beberapa turnamen yang tidak terlalu jauh, tetapi hadiahnya cukup besar dan gengsinya cukup besar untuk tingkat dunia. Di samping itu, kami memilih mengirimkan atletnya pada event yang tidak terlalu dekat pelaksanaannya," tambah Supandji.

Ia menyebutkan, pada April nanti ada beberapa event, seperti Osaka Challenge (Jepang), di Finlandia (2-5 April), Kejuaraan Junior Eropa di Italia (3-12 April), Kejuaraan Asia di Korea (7-12 April), Vietnam (berhadiah total 15.000 dollar AS), Rumania, dan Peru (hadiah total 5.000 dollar AS).

Menurut dia, kalau untuk kejuaraan bulu tangkis di Osaka Jepang, Peru, Kanada, dan Finlandia kemungkinan tidak akan mengirimkan atletnya karena letaknya terlalu jauh dan persaingannya kurang ketat. Untuk kejuaraan Asia di Korea yang menyediakan total hadiah 200.000 dollar AS, Djarum Kudus masih akan menunggu aturannya. Karena biasanya, turnamen besar seperti itu ada persyaratan khusus bagi pebulu tangkis yang bisa tampil, misalnya dilihat dari ranking dunianya.

"Kita lihat saja dulu aturannya. Kalaupun bisa kemungkinan yang masuk adalah Andre Kurniawan, karena saat ini yang bersangkutan berada pada ranking 25 besar dunia (WBF) meskipun dia tidak masuk pelatnas utama di Cipayung Jakarta," katanya.

Hal yang sama untuk kejuaraan bulu tangkis India Open akhir Maret 2009 ini. "Kita memang mengirimkan tiga atlet, yaitu Andre Kurniawan yang sudah pasti langsung berlaga pada babak utama, sedangkan pasangan Afiat/Rifky kemungkinan harus melalui babak kualifikasi," jelasnya.

Kemudian untuk kejuaraan Eropa Junior di Milan Italia, 3-12 April 2009, Supandji mengatakan bahwa Djarum Kudus masih menunggu hasil seleksi nasional untuk pelatnas pratama yang berlangsung di Jakarta, 10-17 Maret.

"Kami belum menerima hasil lengkap dari PB PBSI, siapa-siapa yang berhak masuk pelatnas pratama di Akademi Militer Magelang," katanya.

Sony, Taufik dan Simon di 10 Besar

Tiga tunggal putera Indonesia, Sony Dwi Kuncoro, Taufik Hidayat dan Simon Santoso berada di peringkat 10 besar yang dikeluarkan BWF pekan ini.

Di antara ketiga pemain tersebut, Sony memiliki peringkat tertinggi di posisi lima. Taufik Hidayat yang kini sudah tidak lagi menjadi pemain pelatnas Cipayung berada di posisi tujuh. Sementara Simon Santoso berada di peringkat delapan.

Dari dua turnamen Super Series terakhir, All England dan Swiss Terbuka, Taufik meraih poin palng tinggi. Di All England, Taufik lolos ke semifinal, sementara di Swiss Terbuka, Taufik gagal di perempatfinal. Di dua turnamen tersebut, Taufik diganjal unggulan pertama dari Malaysia, Lee Chong Wei.

Sementara dua pemain pelatnas, Simon Santoso dan Sony Dwi Kuncoro gagal tampil maksimal di dua turnamen tersebut. Simon hanya mampu tampil di babak pertama. Di All England ia disingkirkan pemain Denmark, Peter Hoeg Gade. sementara di Swiss Terbuka, Simon tak mampu mengatasi pemian veteran Malasyia, Wong Choong Hann di babak pertama.

Sementara nasib Sony lebih apes. Di All England ia lolos ke babak kedua, namun menyerah WO dari pemain Finlandia, Ville Lang karena cedera. Cedera ini kemudian memaksa Sony mengundurkan diri dari Swiss Terbuka. (IB)

Berikut peringkat 10 besar putera:
1. LEE Chong Wei (MAS)
2. LIN Dan (CHN)
3. CHEN Jin (CHN)
4. GADE Peter Hoeg (DEN)
5. KUNCORO Sony Dwi (INA)
6. PERSSON Joachim (DEN)
7. HIDAYAT Taufik (INA)
8. SANTOSO Simon (INA)
9. PARK Sung Hwan (KOR)
10. PONSANA Boonsak (THA)

Kamis, 19 Maret 2009

Flandy/Vita Berpasangan Lagi di India Terbuka

Mantan ganda campuran nomor dua Pelatnas Cipayung, Flandy Limpele/Vita Marissa, akan kembali berpasangan. Mereka bakal tampil pada turnamen Grand Prix Gold India Terbuka, 24-29 Maret.

Vita sendiri yang memastikan hal itu. Dia mengaku sudah bertemu dengan Flandy yang belakangan ini berpasangan dengan pebulu tangkis Rusia, Anastasia Russkikh.

"Ya, kami jadi mengikuti India Terbuka, tadi sudah bertemu dengan Flandy dan mungkin besok mulai berlatih bersama," ujar Vita, Rabu (18/3), mengenai pasangannya yang baru kembali mengikuti turnamen di Eropa.

Bersama Russkikh, Flandy mencapai semifinal All England. Sayang, di Swiss Terbuka Super Series langkah mereka langsung terhenti di babak pertama.

Ketika menjadi pasangan, Flandy/Vita langsung menjadi juara Jepang Super Series 2006 yang merupakan turnamen pertama mereka. Secara keseluruhan, mereka mencatat lima gelar selama berduet hingga Olimpiade Beijing, Agustus 2008.

Selain juara di Jepang, Flandy/Vita juga memenangi Singapura dan Perancis Super Series serta Taiwan Terbuka pada 2007, dan Kejuaraan Asia 2008.

Terakhir, mereka tersingkir di semifinal Olimpiade. Sebelum dipisah, Vita dipasangkan dengan Muhammad Rijal, sedangkan Flandy berduet dengan Greysia Polii.

Di India terbuka yang menyediakan total hadiah 120.000 dollar AS, Flandy/Vita menjadi unggulan ketiga. Vita berharap, pada turnamen pertamanya setelah keluar dari tim nasional ini mereka bisa meraih gelar juara.

"Saya tidak pernah memasang target, tetapi setiap saya mengikuti kejuaraan pasti ingin jadi juara," kata pebulu tangkis kelahiran 4 Januari 1981 yang keberangkatannya ke India disponsori oleh Yonex itu.

Dalam undian pertandingan yang dikeluarkan Rabu, Flandy/Vita mendapat bye pada putaran pertama. Namun, mereka berpeluang bertemu pasangan nonpelatnas lainnya, Alvent Yulianto/Jo Novita, jika pasangan tersebut berhasil mengalahkan ganda China, Shen Ye/Ma Jin.

Vita juga akan tampil di nomor ganda putri. Mantan pasangan Liliyana Natsir di Pelatnas Cipayung tersebut akan berpasangan dengan Nadya Melati.

Selain mereka, ada juga beberapa mantan pemain pelatnas yang ambil bagian dalam turnamen ini. Mereka antara lain Hendra AG/Endang Nursugianti, Candra Wijaya/Joko Riyadi, dan Taufik Hidayat.

Jumat, 06 Maret 2009

Big Match Hari Ini: Taufik vs Gade

Tunggal putera, Taufik Hidayat akan menghadapi pemain Denmark, Peter Gade di babak perempatfinal turnamen Super Series All England di Birmingham, Jumat (6/3).

Taufik Hidayat yang kini tidak lagi di pelatnas Cipayung maju dengan menyingkirkan pemain Inggris, Andrew Smith di pertandingan di babak kedua dengan rubber game 15-21 21-15 21-16.

Taufik, finalis All England pada 1999 dan 2000, yang berharap dapat memenangi gelar juara turnamen tertua tersebut, termasuk tahun ini setelah absen pada 2005-2007. Tahun lalu, Taufik tersingkir di perempatfinal setelah kalah dari pemain Malaysia Lee Chong Wei. Lee Chong Wei yang diunggulkan di tempat pertama lebih dulu lolos keperempat final setelah mngalahkan pemain Jerman Marc Zwiebler dengan 21-18,21-16.

Di babak perempat final Taufik akan berhadapan dengan ungulan keempat Peter Hoeg Gade. Menurut Taufik, tidak ada persiapan khusus yang dilakukannya untuk menghadapi Peter Gade karena mereka juga sering berjumpa dari 11 kali pertandingan, Taufik menang lima kali dan Gade 6 kali. "Selama Gade masih main, saya akan tetap bermain membawa nama Indonesia," ujar Taufik yang selisih umurnya lima tahun dengan pemain asal Denmark itu.

Pertemuan ini merupakan ulangan final All England 10 tahun lalu. Peter Gade dalam wawancara khusus dengan koresponden Antara London mengatakan bahwa ia sangat antusias menanti pertemuannya dengan Taufik yang akan menjadi pertemuan ke 11 mereka. "Pertemuan kami akan menjadi partai big match besok," kata Peter Gade.

Menurut Peter, meski penampilan Taufik naik turun Taufik tetap pemain yang berbahaya, bahkan dalam setiap pertemuan mereka duel yang terjadi tidak pernah sama. Pada All England kali ini Peter Gade melihat Taufik lebih siap meskipun selalu bermain rubber set di babak pertama dan kedua. "Saya akan menikmati pertemuan dengan Taufik nanti," ujar Peter Gade yang sangat ramah dan sabar melayani pertayaan media.

Mengenai status Taufik yang sekarang bukan lagi atlet yang berada dalam Pelatnas, menurut ayah dua putri balita ini, tidak akan mempengaruhi penampilan Taufik."Mungkin apa yang dilakukan Taufik merupakan sesuatu yang baru di Indonesia bahkan Asia. Berbeda dengan pemain-pemain di Eropa yang sejak awal sudah menjadi pemain profesional," ungkap Peter.

Bagi Peter nasionalisme Taufik tidak perlu diragukan dan ia yakin Taufik tetap akan selalu membela Indonesia kalau dibutuhkan. "Seperti saya yang berlatih sendiri tapi saya selalu siap jika Tim Nasional Denmark membutuhkan saya," jelas Peter lagi. Peter juga mengaku kehadiran Taufik dalam setiap turnamen besar masih amat dibutuhkan agar tidak didominasi oleh pemain-pemain China.

Sony Takluk pada Cedera

Ganda Campuran Loloskan Dua Pasangan

Tunggal pria adalah nomor paling bergengsi di bulu tangkis. Termasuk, di turnamen tertua All England. Sayang, tim pelatnas PB PBSI sudah tidak memiliki wakil di nomor itu setelah babak kedua kemarin. Tunggal pria terbaik pelatnas, Sony Dwi Kuncoro, harus angkat koper setelah cedera pinggangnya kambuh.

Cedera itu dialami Sony ketika berlatih kemarin pagi waktu setempat. Akibatnya, dia tidak kuat bermain melawan Lang Ville asal Finlandia. Menurut manajer tim, Lilik Sudarwati, cedera itu terjadi saat peregangan sebelum latihan. "Sony sudah mendapat penanganan medis. Keputusannya, dia harus mundur," ungkap Lilik kepada Jawa Pos kemarin (5/3).

Belum diketahui penyebab cedera itu. Namun, Sony memang sudah sering menyerah menghadapi cedera yang menderanya. Misalnya, pada turnamen pembuka 2009 di Malaysia Super Series Januari lalu. Ketika itu Sony juga harus pulang lebih dulu dibanding rekan-rekannya yang lain karena cedera paha.

Karir Sony pada di All England yang kini masuk edisi ke-99 memang kurang cemerlang. Dia selalu mentok di perempat final pada keikutsertaan di edisi 2004, 2007, dan 2008.

Tanpa Sony, tak ada lagi wakil pelatnas di sektor tunggal pria. Simon Santoso sudah lebih dulu angkat kaki setelah dikandaskan pemain Denmark, Peter Gade, di putaran pertama. Di sektor ini, dipastikan bakal muncul juara baru. Sebab, Chen Jin, juara 2008, tumbang di tangan kompatriotnya, Gong Weijie, 10-21 dan 10-21.

Di sektor tunggal wanita, peluang pelatnas untuk mendapatkan gelar juga sudah pupus. Adrianti Firdasari yang berjuang sendiri di putaran kedua gagal mengatasi wakil Tiongkok, Xie Xingfang. Firda -sapaan karib Adrianti Firdasari- menyerah 15-21, 11-21.

Sementara itu, dua wakil ganda campuran melaju mulus ke putaran kedua. Nova Widianto/Liliyana Natsir tak merasa sulit menumbangkan pasangan Thailand, Songphon Anugritayawon/Kunchala Voravichitchaikul, dengan skor 21-10 dan 21-17.

Devin Lahardi/Lita Nurlita juga berhasil melangkah pada babak perebutan tiket perempat final. Devin/Lita mengalahkan ganda Denmark, Rasmus Blonde/Helle Nielsen, 21-17, 22-20. Tapi, lawan berat harus dihadapi ganda campuran kedua pelatnas itu hari ini. Mereka akan bertemu unggulan ketiga asal Tiongkok, He Hanbin/Yu Yang.

Senin, 02 Maret 2009

Fransiska Ratnasari Gabung Djarum

Kekuatan PB Djarum bertambah. Dua hari lalu (26/2), mantan atlet pelatnas Cipayung asal klub Jaya Raya, Jakarta, Fransiska Ratnasari, memilih bergabung dengan klub bulu tangkis terbesar di Kota Kretek tersebut.

Sebab, atlet yang akrab disapa Nana itu tak dipanggil lagi ke pelatnas. "Iya, saya bergabung di PB Djarum sejak Rabu. Jadi, belum ada sepekan di sini," ujarnya.

Saat ditanya Radar Kudus (Jawa Pos Group) soal kepindahannya ke PB Djarum, Nana memberikan beberapa alasan. Salah satunya, PB Djarum dianggap lebih sering mengirim atlet ke berbagai turnamen. Tidak hanya di dalam negeri, tapi di luar negeri.

Meski baru bergabung, dia mengaku sudah kenal dengan beberapa atlet binaan PB Djarum. Di antaranya, atlet tunggal wanita Maria Elfira, Maria Febe, Rosaria Yusfin Pungkasari, serta Febby Angguni. Mereka beberapa kali bertemu di sejumlah turnamen. Bahkan, Febby sempat menjadi rekan Nana di pelatnas Cipayung.

Lilyana Natsir Ingin Nongkrong di London

Banyak kota di mancanegara sudah dikunjungi Lilyana Natsir. Tapi, masih ada yang kurang. London! Ya, itulah kota yang sangat ingin dikunjungi Lilyana. ''London itu sepertinya modern sekali dan pasti memiliki suasana yang berbeda,'' tutur Lilyana.

Kesempatan mengunjungi London sebenarnya terbuka lebar bagi pebulutangkis wanita Indonesia itu. Pekan ini, Lilyana bersama tim bulu tangkis Indonesia tampil di ajang super series All England yang digelar di Birmingham, Inggris.

Hanya, meski sudah menginjak tanah Inggris, tidak mudah bagi Lilyana untuk mewujudkan keinginannya menikmati London. ''Sampai sana harus istirahat dan langsung latihan. Mana sempat jalan-jalan,'' tutur gadis kelahiran Manado ini.

Jadwal pertandingan yang padat juga menjadi kendala. Setelah All England, Butet - sapaan akrab Lilyana - tidak punya waktu lagi untuk bersantai. Dia harus langsung terbang ke Swiss untuk mengikuti ajang super series di sana.

Sebenarnya, bisa saja Butet merealisasikan harapannya pergi ke London. Itu bila dia sudah tersingkir di babak awal All England sehingga punya waktu luang untuk bersantai. Namun, tentu bukan kegagalan yang diinginkan Butet di kejuaraan ini. ''Feeling saya kok juara,'' kata peraih medali perak Olimpiade Beijing 2008 itu.

Ini bukan kali pertama Lilyana menjejak Inggris. Sudah sejak 2006 lalu pasangan Nova Widhianto di nomor ganda campuran ini tak pernah absen mengunjungi Inggris. Ironisnya, tak sekalipun dia bisa menikmati London. ''Kayaknya harus ikut Olimpiade 2012 dulu baru bisa ke sana. Doakan saya bisa tampil lagi di Olimpiade,'' katanya.

Jumat, 27 Februari 2009

Nasib Andre Menuju Pelatnas Belum Jelas

Nasib pebulu tangkis tunggal putra Jawa Tengah, Andre Kurniawan, untuk masuk pelatnas di Cipayung, Jakarta, tak ada kejelasan. Pasalnya, PB PBSI belum memberikan tanggapan terhadap desakan dari pengurus provinsi PBSI Jawa Tengah, yang mengharapkan pemain PB Djarum Kudus itu juga dipanggil.

"Kami tetap berusaha agar Andre masuk pelatnas, apalagi untuk tunggal putra sudah berkurang satu, yaitu Taufik Hidayat yang mengundurkan diri. Kami berharap Andre bisa gantikan posisi Taufik di pelatnas karena yang bersangkutan masuk peringkat 18 dunia," ungkap Ketua Umum Pengprov PBSI Jawa Tengah HM Anwari.

PBSI sudah melakukan dua tahap pemanggilan atlet pelatnas 2009. Tetapi nama Andre tak tercantum di dalamnya meskipun peringkat dunia (WBF) Andre lebih tinggi dibandingkan dengan dua tunggal putra yang masuk pelatnas tahap kedua, yaitu Tommy Sugiarto dan Nugroho Andi Saputra.

Ini yang membuat Pengprov Jateng terus berupaya agar Andre bisa masuk pelatnas. Mereka sebenarnya sudah menanyakan tidak masuknya Andre kepada PB PBSI meskipun secara informal, karena menunggu surat pemanggilan atlet pebulu tangkis pelatnas tahap kedua.

"Kalau nanti sudah ada suratnya baru kami akan menanyakan karena Andre memang layak masuk pelatnas, mengingat peringkat dunianya lebih baik dibanding dua tunggal putra yang dipanggil tahap kedua," katanya.

Dalam dua tahap pemanggilan pebulu tangkis pelatnas 2009 ini, sebanyak 15 atlet Jawa Tengah terutama PB Djarum Kudus masuk pelatnas. Mereka terdiri atas sembilan putra dan enam putri untuk tunggal putra-putri, ganda putra-putri, serta ganda campuran.

Ke-15 pebulu tangkis tersebut adalah Maria Kristin (tunggal putri), Nugroho Andi Saputra (tunggal putra), Ryan Sukmawan, Jonatan Suryatama, Muhammad Ahsan, Lingga Lie, Tantowi Ahmad, Fernando Kurniawan (ganda putra).

Kemudian Meiliana Jauhari, Shandy Puspa, Komala Dewi, Debby Susanto, dan Anisa Wahyuni (ganda putri), Frans Kurniawan, serta M. Rijal (ganda campuran).

Maria Kristin Batal Ke All England Akibat Cedera Belum Pulih

Pebulu tangkis tunggal putri nomor satu Indonesia, Maria Kristin, akhirnya batal mengikuti turnamen All England yang akan berlangsung di Birmingham, Inggris, 3-8 Maret, karena cedera lutut kanannya belum pulih.

"Maria tidak berangkat ke All England, kemungkinan hanya mengikuti Swiss Super Series saja," kata Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB PBSI Lius Pongoh di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (25/2). Swiss Super Series akan berlangsung setelah All England, yakni pada 10-15 Maret.

Lius memastikan, keputusan batalnya Maria mengikuti turnamen Super Series ketiga tahun ini seusai dokter memeriksa lutut Maria Kristin. Dokter juga memutuskan membawa Maria ke RS Gatot Subroto untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Pelatih tunggal putri Marleve Mainaky mengatakan, Maria masih merasakan sakit pada cedera lututnya saat berlatih tanding secara penuh, Kamis pekan lalu. "Selain itu, kulitnya iritasi juga sehingga dia merasa tidak bisa (bertanding)," kata Marleve.

Peraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008 ini terakhir kali bertanding pada turnamen Perancis Super Series, dibulan Oktober 2008. Setelah itu dia menjalani proses penyumbuhan cedera lututnya hingga kini.

Sabtu, 21 Februari 2009

Cedera, Kido Batal Tampil di All England

Kekuatan pelatnas bulu tangkis Indonesia semakin berkurang saat menghadapi All England 2009. Itu seiring keputusan PB PBSI untuk mengistirahatkan pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan pada turnamen berhadiah total USD 200 ribu tersebut.

Tanpa Kido/Hendra, pasangan ganda pria hanya menyisakan Rian Sukmawan/Yonatan Suryatama Dasuki dan Bona Septano/Muhammad Ahsan untuk bersaing di agenda ketiga super series yang bakal dihelat mulai 3-8 Maret tersebut. Masing-masing masih berada di urutan ke-15 dan 11 dunia.

Dari hasil MRI (magnetic resonance imaging), dokter pelatnas Michael juga menyarankan Kido beristirahat lebih dahulu karena cedera lutut. Akibatnya, Kido/Hendra juga dipastikan tak akan tampil pada Swiss Super Series yang dilaksanakan tepat setelah All England, yakni 10-15 Maret nanti.

Keputusan itu diterima dengan legawa pelatih ganda pria Sigit Pamungkas. Meski, undian bagi Kido/Hendra cukup menguntungkan. "Drawing memang sangat menguntungkan, tapi kalau dipaksakan, nanti justru tidak kunjung sembuh. Lebih baik mundur selangkah tapi ke depannya maju sejuta langkah daripada sebaliknya," ungkap Sigit.

Sejatinya, cedera itu sudah diderita Kido sejak lama. Namun, dia selalu menahannya. Nah, rasa sakit mulai bertambah saat dia terjun di Indonesia Terbuka dan Piala Thomas 2008 pertengahan tahun lalu. Namun, Kido yang menjadi andalan untuk mempertahankan tradisi emas pada Olimpiade 2008 tak bisa menjalankan pengobatan dengan maksimal. Dia hanya mendapatkan suntikan dari dokter.

Rabu, 18 Februari 2009

Impian Nitya pun Buyar

NITYA Krishinda Maheswari merasa sangat kehilangan ketika Vita Marissa mengundurkan diri. Padahal, dia sudah menyiapkan kamar di Cipayung untuk menyambut seniornya tersebut.

"Cik Vita sendiri yang minta sekamar sama saya. Wah, sama sekali tidak menyangka. Sebab, saya memprediksi akan sekamar sama yang sepantar atau di bawah saya," ungkapnya.

Gadis asal Blitar, Jawa Timur, itu mengaku sampai menyiapkan seprai khusus untuk Vita. Dia merasa perlu memberi sambutan khusus kepada Vita. Sebab, ke depan, dia bermimpi bisa menimba ilmu dari dia.

Pemain yang kini berpasangan dengan Greysia Polii tersebut menyatakan akrab dengan Vita. Kebetulan, hobi mereka sama. Yakni, makan. "Tapi, kalau sekamar, pasti akan berbeda. Sebab, akan lebih banyak waktu bareng-bareng," ujarnya.

Nitya mengidolakan Vita. Alasannya, tak hanya piawai di ganda campuran, Vita juga moncer di ganda wanita. Apalagi, setahun ini, Vita sukses menjadi ganda wanita nomor satu tanah air setelah menembus peringkat lima dunia bersama Liliyana Natsir. Di lapangan, Nitya mengagumi bola-bola sulit yang dimiliki Vita.

Namun, Nitya melihat Vita sebagai manuasia biasa. Sebagai anak dari keluarga broken home, Vita merupakan pemain yang mudah tersentuh. Vita mudah berkaca-kaca dan menangis. "Cik Vita tidak pernah menyerah meski kadang terlihat bahunya sakit. Dia tetap main di dua nomor dan hasilnya juga lumayan," ungkap pemain yang akrab disapa Ndut itu.

Kini Nitya kembali sendiri di salah satu kamar asrama Cipayung. Dia pasrah soal teman sekamarnya kelak.

Saling Serang di Babak Awal

Undian kurang menguntungkan harus diterima beberapa pebulutangkis Indonesia di All England Super Series 2009 yang digelar 3--8 Maret.

Dalam undian yang dirilis kemarin, beberapa pemain harus bertemu rekan sendiri di awal turnamen. Antarsesama pelatnas atau mantan penghuni Cipayung. Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso, dan Taufik Hidayat berada dalam satu grup. Praktis, ketiganya harus saling mengalahkan untuk berebut tiket semifinal turnamen berhadiah total USD 200 ribu itu.

Simon Santoso, tunggal pria pelatnas Cipayung itu tercatat paling banyak menghadapi pemain unggulan. Di putaran pertama, pemain asal Tegal, Jawa Tengah, itu sudah dihadang andalan Denmark, Peter Gade, unggulan keempat.

Simon yang kini nangkring di posisi ke-10 dunia tak akan mudah menghadapi Gade. Terakhir, di Korea Terbuka Super Series Januari lalu, Gade menang tanpa perlu bekerja karena Simon mundur dengan alasan sakit.

Jika sukses melewati tantangan perdana itu, Simon ditunggu pemenang antara wakil Malaysia Sairul Amar Ayob kontra Ng Wei (Hongkong). Kemudian di perempat final, dia harus menghadapi pemain nonpelatnas Taufik Hidayat.

Tentu saja, Taufik yang berada di peringkat ketujuh dunia itu harus menang lebih dulu atas Yu Hsin Hsieh (Taiwan) di putaran pertama. Kemudian memenangi antara Anand Chetan (India) dan Andrew Smith (Inggris).

Menghadapi Gade, Simon bertekad bisa mengulang sukses di Denmark Terbuka 2008. ''Ini saatnya bagi saya untuk menunjukkan kemampuan. Pada PBSI saya harus menjawab tantangan pengurus bahwa turnamen ini menjadi salah satu even evaluasi pemain," ujar Simon tadi malam.

Turnamen bulu tangkis tertua di dunia yang dinilai prestisius itu tampaknya juga mempengaruhi Simon untuk berbuat maksimal. Meskipun hadiah yang ditawarkan lebih kecil dibanding Korea Super Series (USD 250 ribu) atau Indonesia Terbuka Super Series (USD 300 ribu).

Tak berbeda dengan Simon, Sony Dwi Kuncoro juga optimistis meski drawing kurang menguntungkan. ''Ini turnamen yang menjadi bidikan utama tahun ini. Kondisi saya juga sedang prima," ujar Sony, peringkat kelima dunia. Apalagi, kini dia tak lagi terganggu cedera dan sakit seperti saat menghadapi trunamen-turnamen sebelumnya.

Bahkan, Sony mengaku sudah menyiapkan strategi menghadapi Chong Wei, unggulan pertama. ''Saya yakin bakal ramai. Karena semua pemain top datang semua," katanya. Tiongkok sudah menurunkan pemain andalannya dalam agenda ketiga super series 2009 ini. Lin Dan menjadi unggulan kedua diikuti Chen Jin yang juga dari Negeri Panda itu.

Selain Sony dan Simon, Indonesia menerjunkan Tommy Sugiarto yang harus merangkak melalui kualifikasi. Di tunggal wanita, Merah Putih diperkuat tiga wakilnya. Begitu pula ganda pria. Sedangkan di sektor ganda wanita dan ganda campuran, hanya dua pasang pelatnas yang ikut.

Nova Ingin Ulangi Prestasi Christian/Imelda

Pemain ganda campuran Nova Widianto menyatakan harapannya mengakhiri paceklik gelar ganda campuran di turnamen "All England" yang sudah berlangsung selama 30 tahun.

"Persiapan bagus, mudah-mudahan bagus juga hasilnya," kata Nova Widianto di Pelatnas Cipayung, Jakarta, Rabu, mengenai persiapannya bersama Liliyana Natsir untuk berlaga pada turnamen All England, 3-8 Maret.

Menurut dia, Indonesia sudah lama tidak meraih gelar ganda campuran, yaitu sejak Christian Hadinata-Imelda Wiguna meraihnya pada 30 tahun lalu.

Meski demikian, pasangan runner-up kejuaraan yang sama tahun lalu yang menjadi unggulan pertama itu mewaspadai kemungkinan pertemuan dengan pasangan China Xie Zhongbo/Zhang di perempat final. "Terakhir kami kalah dua kali dari mereka, di China Masters dan Hong Kong Terbuka 2008," ujar Nova mengenai pasangan China peringkat sembilan dunia tersebut.

China tidak menurunkan tim nasionalnya pada Final Super Series akhir tahun lalu dan dua turnamen Super Series pertama 2009, Malaysia dan Korea Terbuka, untuk melaksanakan pemusatan latihan selama tiga bulan. All England akan menjadi turnamen pertama tim Negeri Tirai Bambu itu turun dengan kekuatan penuh.

Nova mengatakan, persiapan yang bagus dan masa penyesuaian yang cukup karena datang lebih awal—tim Indonesia akan berangkat ke Inggris pada 27 Februari—akan membuat mereka lebih siap bertanding.

Sementara pasangan Rian Sukmawan/Yonatan Suryatama bertekad membalas kekalahan dari ganda Malaysia, unggulan keempat, Mohd Zakry Abdul Latif/Mohd Fairuzizuan Mohd Tazari yang akan mereka hadapi pada putaran pertama. "Mereka mengalahkan kami di Singapura Terbuka," ujar Rian mengenai satu-satunya pertemuan dengan ganda Malaysia itu.

Rian/Yonatan bersama Bona Septano/Muhammad Ahsan kemungkinan akan menjadi tumpuan harapan ganda putra menyusul ketidakpastian keberangkatan pasangan peringkat dua dunia Markis Kido/Hendra Setiawan, karena cedera lutut kiri Kido hingga saat ini masih belum pulih.

Namun, Rian enggan memasang target muluk-muluk pada turnamen All England keduanya bersama Yonatan. "Yang penting bisa melewati babak pertama dulu, kalau menang mudah-mudahan selanjutnya lebih ringan," katanya.

All England dan Swiss Terbuka akan menjadi dua turnamen pertama PB PBSI memberlakukan sanksi tidak mengirim pemain yang tidak mencapai target dalam dua turnamen berturut-turut.

Menurut Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB PBSI Lius Pongoh, jika pemain atau pasangan dua kali berturut-turut tidak mencapai target, mereka harus mengikuti latihan selama 1,5 bulan dan tidak akan dikirim mengikuti turnamen. "Tetapi proses (perjuangan pemain) dalam pertandingan juga menjadi pertimbangan," ujar Lius.

Ia mengatakan, pada All England kali ini, Sony Dwi Kuncoro dan Simon Santoso ditargetkan mencapai semifinal, sedangkan Nova/Liliyana dan Kido/Hendra menjadi juara.

Rabu, 11 Februari 2009

Karena Vita Ranking Bawah

KETIKA bangun tidur kemarin, Vita Marissa masih bertanya-tanya pada dirinya sendiri. ''Antara yakin dan tidak yakin untuk menyerahkan surat pengunduran diri ini," katanya saat ditemui di Pusat Bulu Tangkis PB PBSI Cipayung, Jakarta Timur, kemarin.

Maklum, gadis 28 tahun itu sudah 12 tahun tinggal di pelatnas. Namanya kini berjajar di antara pemain papan atas dunia. Di ganda wanita --bersama Liliyana Natsir-- Vita masih nangkring di urutan lima dunia per 5 Februari lalu.

Itu sekaligus membuktikan, dia masih yang terbaik di nomor tersebut. Di ganda campuran, bersama Flandy Limpele, Vita juga berada di urutan ke-20 dunia meski sudah resmi cerai usai Olimpiade Agustus lalu. Dengan kenyataan itu, Vita berharap kontrak barunya, naik 20 persen dari Rp 400 juta per tahun yang diterimanya semasa periode Sutiyoso.

Namun, PB PBSI keberatan. ''Mereka beralasan sekarang ranking saya di bawah. Lagipula saya tak akan turun di ganda wanita lagi tahun ini," ungkap Vita yang menemui pelatih ganda campuran Richard Mainaky untuk meminta tanda tangan surat pengunduran diri di Cipayung. Dia sengaja datang setelah pemain pelatnas selesai berlatih.

Memang, bersama Muhammad Rijal, Vita harus merangkak dari bawah lagi. Setelah lima bulan berpasangan, Vita/Rijal berada di peringkat ke-44 dunia. Penggantian pasangan itu keputusan PB PBSI, bukan keinginan Vita.

Ternyata, perceraian Vita/Flandy mempengaruhi nilai kontrak. ''Memang tidak turun. Tapi, kenapa tidak bisa naik?'' tanya Vita. ''Toh, kalau mau cari save, dalam nilai uangnya, mending tidak saya ceraikan Flandy. Saya pasti bisa sampai semifinal atau final sekaligus," ujar juara Singapura Terbuka 2007 itu.

Dia mengaku baru kali ini protes PB PBSI menyangkut kontrak. Sebelumnya, dia hanya pasrah. Termasuk, saat PB PBSI memberi kontrak Rp 2,5 juta sebulan saat dia cedera bahu kanan pada Malaysia Terbuka 2004.

''Sisa waktu saya di sini tidak lama. Paling lama dua tahun lagi. Tapi, ternyata PBSI tidak bisa mengakomodir keinginan saya,'' katanya. ''Ini bukan ancaman. Saya siap bertahan, tapi saya tidak mau berdebat lagi. Seharusnya mereka sebagai bapak di sini tahu bagaimana kondisi pemain," lanjut Vita. Matanya berkaca-kaca. Jika PB PBSI melepasnya, Vita memilih break dulu. "Saya tetap akan bermain bulu tangkis. Tapi, saya akan chek up kondisi bahu saya,'' katanya.

Tiga Pemain Mundur

Gejolak di pelatnas PB PBSI tidak otomatis reda setelah kemelut Markis Kido bersaudara beres. Sebab, tiga pemain lain mengirim surat pengunduran diri dari pelatnas utama.

Mereka, Vita Marissa yang mengajukan surat pengunduran diri kepada PB PBSI kemarin. Sehari sebelumnya, pasangan baru Hendra Aprida Gunawan/Alvent Yulianto mengirimkan surat serupa.

Alasannya mereka sama, tidak adanya kecocokan nilai kontrak. Padahal, pertemuan Vita dengan pengurus sudah berlangsung tiga kali. Pertama dilaksanakan sebelum Vita berangkat menuju Malaysia Terbuka Super Series awal Januari lalu.

Karena belum ada titik temu, negosiasi dilaksanakan usai Korea Terbuka Super Series. Tapi, karena kesibukan, pengurus baru Jumat (6/2) bisa bertatap muka dengan pemain. Itu pertemuan kedua. Senin lalu, Vita kembali duduk satu meja dengan pengurus.

Namun, dalam forum itu tetap tidak tercapai kesepakatan. Vita berharap kontraknya naik 20 persen dari sebelumnya, Rp 400 juta per tahun.

Kabid Binpres PB PBSI Lius Pongoh belum bisa menanggapi pengunduran tiga pemain pelatnas itu. ''Surat pengunduran Vita baru saya terima. Kalau persoalannya uang kontrak, Vita tidak pernah ngomong minta naik berapa," kilahnya. Sebaliknya, pengurus sudah menjelaskan kontrak pemain plus nilai yang bakal diterima.

Sebenarnya, PB PBSI tidak pernah menutup kesempatan para pemain untuk berbicara. ''Pak Djoko (Ketum PB PBVSI Djoko Santoso, Red.) selalu bilang kami harus demokratis," kata Lius. Namun, dia juga bersikukuh bahwa keputusan tetap akan di tangan pengurus.

Pihaknya juga tak melibatkan pelatih menyangkut persoalan kontrak pemain itu. Dia menilai pemain sudah cukup dewasa untuk menilai dan memutuskan sendiri.

Pelatih ganda campuran pelatnas PB PBSI Richard Mainaky kecewa dengan sikap PB PBSI itu. ''Kalau begini jadinya, rusak semua rencana saya ke depan. Utamanya untuk regenerasi," ujarnya.

Dia memastikan, ganda campuran akan kehilangan satu generasi. Pasangan terbaik memang Nova Widianto/Liliyana Natsir. Namun, Vita diharapkan dapat menarik kemampuan Muhammad Rijal agar bisa mendekati kualitas Nova. Kalau tidak dilakukan regenerasi secepatnya, ganda campuran ketiga, Devin Lahardi/Lita Nurlita, masih cukup jauh gap-nya.

Pelatih ganda pria pelatnas Sigit Pamungkas tak kalah kecewa. Dia kehilangan ganda senior yang diharapkan bisa membantu pematangan pemain muda di pelatnas.

Kabar Gembira, Markis dan Dua Adiknya Kembali ke Pelatnas

Kekhawatiran masyarakat pencinta bulu tangkis di Tanah Air bahwa Indonesia bakal kehilangan ganda putra nomor satu dunia, Markis Kido/Hendra Setiawan, akhirnya sirna. Pasalnya, Markis yang sebelumnya mengundurkan diri dari Pelatnas Cipayung akhirnya kembali bergabung dengan rekan-rekannya.

Hal ini terjadi karena Markis menerima tawaran kontrak dari PBSI. Setelah melakukan pembicaraan kembali dengan perantara Kasubid Kepelatihan PB PBSI Retno Kustiyah yang juga Ketua Harian PB Jaya Raya (tempat Markis bernaung), dia memutuskan untuk menarik kembali keputusannya yang mengejutkan itu (mengundurkan diri).

Tak hanya Markis. Kedua adiknya, yakni Bona Septano dan Pia Zebadiah juga mengikuti jejak kakaknya untuk kembali masuk pelatnas. Alhasil, setelah menyetujui pembicaraan dengan PBSI, mereka bertiga langsung tampak lagi pada sesi latihan, Selasa (10/2) pagi, dan bergabung dengan rekan-rekannya yang lain.

"Jadi sekarang total pemain di pelatnas ada 35 orang dari pemanggilan tahap pertama dan kedua. Pada tahap pertama, PBSI memanggil 22 pemain namun dua di antaranya, Taufik Hidayat dan Vita Marissa, mengundurkan diri, sedang pada tahap kedua, PBSI memanggil 17 pemain dan hanya 15 yang masuk karena Alvent dan Hendra AG memutuskan keluar," ungkap Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Lius Pongoh.

Dengan demikian, sejauh ini hanya empat orang yang memutuskan untuk mundur dari pelatnas, yakni Taufik Hidayat, Hendra AG, Alvent Yulianto, dan Vita Marissa. Menurut Lius, saat ini PBSI masih mencari pengganti pemain-pemain yang mundur tersebut, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan.

Kembalinya Markis dan dua orang adiknya itu tentu saja menjadi kabar gembira bagi dunia perbulutangkisan Indonesia. Sebab, tenaga tiga orang itu sangat dibutuhkan untuk mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

Markis yang berpasangan dengan Hendra merupakan ganda putra nomor satu dunia. Pada Olimpiade Beijing bulan Agustus lalu, mereka mempersembahkan medali emas bagi Indonesia.

Sementara itu, Pia yang tampil memesona pada Piala Uber 2008 lalu merupakan pemain masa depan untuk nomor tunggal putri. Dia bakal menjadi pelapis pemain nomor satu Indonesia, Maria Kristin.

Sebelumnya, pada 6 Februari lalu tiga pemain yang bernaung di bahwa bendera klub Jaya Raya itu memutuskan mundur dari Pelatnas. Mereka melakukan hal yang mengagetkan itu karena tak ada kata sepakat tentang kontrak yang disodorkan PBSI.

Minggu, 08 Februari 2009

Taufik Hidayat , Bad Boy yang Sekaligus Golden Boy PB PBSI

Kini Dia Memilih Terbang Sendiri 

Banyak prestasi yang sudah ditorehkan Taufik Hidayat bagi Indonesia. Sekarang dia memilih tak lagi berada di pelatnas. Regenerasi menjadi alasan dia mengambil keputusan tersebut. 

Tak seperti biasa, Taufik Hidayat menggunakan lapangan latihan jauh dari pintu masuk Pusat Bulu Tangkis PB PBSI di Cipayung, Jakarta Timur. Dia juga tak berlatih dengan sesama tunggal pria.

Justru, dia bergabung dengan para pemain ganda di sudut lain. Tak disangka, itu menjadi kali terakhir Taufik mengayunkan raket di pelatnas Cipayung. Kali terakhir berlatih bersama rekan-rekan sesama pelatnas. Menjadi bagian dalam tim elite bulu tangkis tanah air selama 12 tahun dilakoninya.

Kabid Binpres PB PBSI Lius Pongoh menyatakan, Taufik sudah memberikan keterangan resmi tak masuk pelatnas. Namun, Taufik masih enggan memberikan keterangan.

Barulah sehari kemudian (30/1), dia membenarkan pernyataan itu. ''Ya, kemarin menjadi waktu terakhir saya berlatih di pelatnas. Saya akui itu berat. Tapi, mungkin itu yang terbaik bagi saya dan (PB) PBSI,'' ucap Taufik membuka percakapan.

Bukan tak disengaja, Taufik mengadakan acara siang itu. Dia tak ingin namanya hilang begitu saja seperti para mantan atlet yang tak diingat meski memiliki karir mendunia semasa menjadi atlet.

Pernyataan itu sekaligus menegaskan langkah Taufik setelah sebulan lalu dipinang PB PBSI untuk kembali bergabung di pelatnas. Karir Taufik di pelatnas memang cukup panjang.½Selama 12 tahun, dia bergaung di sana. 

''Itu proses panjang dan berliku-liku,'' imbuh dia. Rabu siang itu digunakannya untuk berpamitan kepada pengurus yang ada, Lius, dan Kasubid Pelatnas Christian Hadinata serta seluruh karyawan mulai cleaning service hingga tukang cuci. ''Tapi, belum semuanya bisa saya pamiti. Kemarin tidak sempat mengumpulkan semua,'' ucapnya.

Ami Gumelar, istri Taufik, tak menyangkal malam sebelumnya, sepulang dari pelatnas, suasana di kediaman mereka sangat tegang. ''Taufik menceritakan saat-saat terakhirnya di pelatnas dengan berkaca-kaca. Tapi, semua ini harus kami hadapi bersama. Ini sudah wacana lama, bukan keputusan emosional,'' ucap Ami.

Taufik memang tumbuh dan besar di sana setelah bergabung dengan PB SGS Elektrik Bandung. Berbagai prestasi prestisius, sikap kontroversial hingga kisah cintanya terukir di sana.

Mulai menjadi ketua panitia Idul Adha, ketua panitia 17-an, sampai harus berjuang memperebutkan gelar juara Olimpiade serta kejuaraan dunia pernah menjadi kewajiban yang diemban Taufik. Medali emas Olimpiade itu pula yang membuat Taufik sudah ingin gantung raket.

Di usia emasnya kala itu, pria kelahiran Bandung, 10 Agustus 1981, tersebut sudah berpikir mundur. ''Saya sudah berkonsultasi dengan orang tua, tapi mereka minta saya meneruskan dulu. Seiring berjalannya waktu, saya ternyata masih bisa memberikan prestasi untuk bangsa Indonesia,'' kenangnya.

Setelah Olimpiade itu, Taufik justru menjadi tumpuan Indonesia. Setahun kemudian, dia menjadi juara dunia. Lantas, Asian Games juga masih dikuasainya. ''Sekaranglah waktu yang tepat. PBSI butuh regenerasi, utamanya tunggal pria,'' jelas Taufik.

Dia juga membenarkan tak dipanggilnya Mulyo Handoyo, pelatih Taufik, ke pelatnas menjadi salah satu penyebab kebulatan tekadnya meninggalkan pelatnas. ''Tapi, bukan alasan pertama atau kedua. Karir Pak Mulyo masih lama, sedangkan saya sebagai pemain ada batasnya,'' ungkap Taufik.

Juara enam kali Indonesia Terbuka itu masih bertekad menekuni bulu tangkis. Minimal delapan super series bakal dilakoni.

Nah, di luar sana, Taufik tetap akan menggandeng manajemen yang dibentuk oleh teman-teman dan keluarganya. Untuk itu, ayah Natarina Alika Hidayat tersebut harus siap bekerja lebih keras.

Maklum, semua biaya akomodasi, transportasi, dan pendaftaran menjadi tanggung jawabnya. Begitu pula tempatnya berlatih.

''Justru itulah yang menjadi motivasi agar saya berprestasi lebih baik. Masa emas saya sudah lewat.�Kini tinggal bagaimana saya memelihara yang saya miliki,'' tegas Taufik.

Meski tak lagi masuk pelatnas, Taufik tidak akan meninggalkan Indonesia. Dia tetap akan membawa bendera Merah Putih dalam tiap turnamen yang diikuti.

''Keluarga kami sangat Merah Putih. Tidak mungkin Taufik berganti warga negara,'' tegas Ami.(femi diah/diq)

Biodata
Nama: Taufik Hidayat
Lahir: Bandung, 10 Agustus 1981
Postur: 176 cm/64 kg
Klub: SGS Bandung
Orang tua: Aris Haris/Enok Dartilah
Istri: Armidianti Gumelar
Anak: Natarina Alika Hidayat
Hobi: Sepak bola
Masuk Tim Thomas: 2000, 2002, 2004, 2006, 2008
Masuk Tim Sudirman: 1999, 2001, 2003, 2005, 2007

Prestasi: 
- 6 kali juara Indonesia Terbuka, 1999, 2000, 2002, 2003, 2004, 2006
- 2 kali juara Piala Thomas, 2000, 2002
- 3 kali juara Asia, 2000, 2004, 2007
- 2 kali emas Asian Games, 2002, 2006
- Emas Olimpiade 2004
- Juara Dunia 2005
- 2 kali juara Singapura Terbuka, 2001, 2005
- Juara Malaysia Terbuka 2000
- Juara Makau Terbuka 2008
- Juara Brunei Terbuka
- Emas SEA Games nomor perorangan dan beregu 2007
- 2 kali runner-up All England 1999, 2000
- Runner-up Prancis Terbuka 2008

Penghargaan
- Termasuk 100 besar atlet paling top di Beijing versi Times (peringkat ke-48)
- Warga negara kehormatan Yunani 2006

- Bintang jasa utama 2005
- Lion Award 2005
- Pemain terbaik versi IBF (sekarang BWF) 2006
- Termasuk 10 besar atlet terbaik dunia 2006

Markis Kido Tinggalkan Pelatnas

Juara ganda putra Olimpiade Beijing, Markis Kido, bersama kedua adiknya, pemain ganda putra Bona Septano dan tunggal putri Pia Zebadiah, memutuskan keluar dari pelatnas setelah tidak mencapai kesepakatan kontrak dengan PB PBSI.
   
"Betul (keluar) karena tidak sepakat mengenai uang kontrak. Awalnya adik-adik saya yang mundur duluan, terus saya juga tidak sepakat, ya sudah keluar semua," ujar Kido yang dihubungi di Jakarta, Jumat malam. Ia tidak menyebutkan secara rinci nilai kontrak yang diharapkan.

Hal senada disampaikan adik Kido, Pia, yang mengaku kecewa dengan sikap PB PBSI. "Saya kecewa pada PBSI mengenai masalah kontrak karena, tidak ada kesepakatan, konsekuensinya keluar (dari pelatnas)," kata Pia yang belum memikirkan langkah selanjutnya.

Sejak Jumat siang hingga petang, PB PBSI melakukan penyelesaian masalah kontrak dengan sejumlah atlet yang sudah dipanggil masuk pelatnas tahap pertama, tetapi belum mencapai kesepakatan. Pembicaraan dilakukan dengan memanggil para pemain satu demi satu atau berdua bersama pasangannya untuk yang ganda, setelah sebelumnya diberi nomor urut.  

Selain Kido dan adik-adiknya, ada juga pemain tunggal Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso, ganda campuran Nova Widianto dan Liliyana Natsir, Vita Marissa, Hendra Setiawan, dan beberapa pemain senior lainnya.

Beberapa pemain yang sudah mencapai kata sepakat dengan PBSI di antaranya adalah Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso, dan Hendra Setiawan (pasangan Markis Kido).

Pada 29 Januari lalu, pebulu tangkis tunggal putra juara Olimpiade Athena, Taufik Hidayat, juga menyampaikan surat pengunduran diri dari pelatnas setelah menghuni asrama Cipayung selama 12 tahun.

Meski menyatakan bukan penyebab utama, Taufik memastikan bahwa tidak dipanggilnya pelatih dia, Mulyo Handoyo, masuk pelatnas sebagai salah satu pertimbangannya meninggalkan pelatnas.

14 Pemain PB Djarum Masuk Pelatnas Cipayung

SEMARANG, RABU - Sebanyak 14 pebulu tangkis PB Djarum Kudus berhasil masuk pemusatan latihan nasional (pelatnas) 2009 di Cipayung, Jakarta Timur. Ini terjadi setelah pada tahap kedua tujuh pemain dipanggil PB PBSI.

Ketua PB Djarum Kudus FX Supandji mengatakan, dari 22 pemain pada pemanggilan tahap pertama pertengahan Januari, ada tujuh pemain dari klub ini yang masuk. Mereka adalah Maria Kristin (tunggal putri), Muhammad Ahsan, Jonathan Suryaatmadja, Ryan Sukmawan (ganda putra), Shandy Puspa, Meliana Jauhari (ganda putri), serta Muhammad Rijal (ganda campuran).

Pada pemanggilan tahap kedua yang berjumlah 18 pemain, PB Djarum kembali menyumbang tujuh pemain. Mereka adalah Nugroho Adi Saputro (tunggal putra), Lingga Lie, Fernando Kurniawan (ganda putra), Anisa Wahyuni, Komala Dewi, Debby Susanto (ganda putri), serta Fran Kurniawan (ganda campuran).

Meskipun demikian, Ketua Umum Pengprov PBSI Jawa Tengah HM Anwari masih berharap satu pebulu tangkis tunggal putra dari PB Djarum, Andre Kurniawan, juga bisa masuk. Menurutnya, Andre memiliki ranking dunia yang lebih bagus dibandingkan tiga tunggal putra yang dipanggil PBSI tahap kedua, yaitu Tommy Sugiarto, Nugroho Adi Saputro, dan Yoga Pratama.

"Terus terang kami kecewa Andre tidak dipanggil masuk pelatnas karena dari sisi peringkat dunianya dia lebih tinggi dari tiga tunggal putra yang dipanggil masuk pelatnas tahap kedua," kata Anwari.

Menurutnya, kriteria pemanggilan atlet masuk pelatnas itu perlu dipertanyakan. Karena itu, dia bakal membicarakan hal tersebut kepada ke PB PBSI.

Andre diharapkan bisa menggantikan posisi Taufik Hidayat yang mengundurkan diri dari pelatnas.

Minggu, 01 Februari 2009

Selalu Ada Dukungan Untuk Taufik

meskipun telah resmi keluar dr naungan PB PBSI. Taufik Hidayat yang telah memberikan segudang prestasi nya dalam dunia bulutangkis tetap mendapat banyak dukungan dari pecinta bulutangkis dunia. Hal itu terbukti lewat dukungan serta semangat yang terus berdatangan dan tertulis dalam official website Taufik ( www.taufik-hidayat.com ).

Surat pernyataan dari Taufik Hidayat pada 31 Januari lalu membuat hati setiap pecinta bulutangkis menjadi terharu sekaligus bangga.

Terima kasih Taufik, Teruslah Berjuang Demi Tanah Air Indonesia.



Admint



Anggie ( Bini x Kohend )

Selalu Ada Dukungan Untuk Taufik

Surat Pernyataan Taufik

Jakarta, 30 Januari 2009

12 Tahun sudah saya mengalami berlatih, bermain, dan hidup di kompleks bulutangkis tercinta, Cipayung. Selama kurun waktu itu pula PB PBSI memberikan saya kesempatan untuk berbagi suka dan duka, merasakan kekalahan serta kemenangan. PB PBSI sebagai induk organisasi bulutangkis tertinggi di Indonesia telah mengajarkan saya banyak hal; tentang solidaritas, tentang jiwa besar, tentang kemandirian, tentang menyikapi baik dan buruk, serta yang paling utama adalah ajaran mengenai kebanggaan dengan harga diri yang tinggi saat memandang Bendera Merah Putih berkibar jauh di ujung tiang tertinggi, karena Menang adalah Sikap.

Solidaritas, kebersamaan dan ikatan batin yang terjalin antara saya dengan lingkungan di Pelatnas sangat tinggi. Kami berbagi banyak hal dan bermacam peristiwa kekalahan dan kemenangan. Setelah 12 tahun berada di Pelatnas, pada akhirnya semuanya sudah tidak terasa seperti hubungan pekerjaan, namun lebih seperti sebuah keluarga besar.

Untuk meninggalkan keluarga saya di Cipayung bukan hal yang mudah. Akan tetapi dengan maksud untuk mendorong regenerasi atlit yang berada dalam lingkup PB PBSI, Maka saya mengambil keputusan untuk bermain sendiridi luar naungan PB PBSI. Dengan harapan akan terciptanya estafet supremasi dan dapat mendorong ''beban'' akselerasi prestasi junior-junior saya. Mereka juga berhak mendapatkan kepercayaan untuk menjadi tumpuan harapan, seperti yang juga pernah saya alami. Saya harapkan bahwa dengan tanggung jawab yang lebih besar, mereka akan lebih termotivasi untuk menjadi yang terbaik.

Apabila dilihat dari umur dan pencapaian yang telah saya hasilkan selama ini, mungkin ini merupakan saat yang tepat bagi saya untuk bermain sendiri di luar Pelatnas. Rencana yang sudah menjadi wacana ini pada akhirnya dapat terwujud pada saat kredibilitas karir saya masih terbilang bagus. Hal ini mengingat pengalaman para senior, yang pada akhirnya dikondisikan untuk mengundurkan diri saat prestasinya pudar atau cidera. Hal ini membuat saya harus berpikir positif dan efektif untuk masa depan saya dan keluarga.

Namun demikian, tidak dapat dipungkiri fakta bahwa Saya menjadi Saya sekarang ini juga berkat dukungan PB PBSI. Terima Kasih yang tiada habisnya saya haturkan kepada PB PBSI beserta seluruh jajarannya, yang selama ini telah menjadi salah satu bagian terbesar dalam perjalanan hidup saya.

Dimanapun saya berada, saya akan berjuang demi harkat dan martabat Indonesia, karena Saya percaya, bahwa bukan ''Dimana'' saya berjuang, tetapi untuk ''Siapa'' saya tetap berjuang akan selalu seiring dengan misi dari PB PBSI sendiri, yaitu bagi Negara Indonesia.

Untukmu Indonesiaku,

Taufik Hidayat

(Sumber: Taufik-Hidayat.com)

Dobel Bebab All England

JAKARTA - All England adalah turnamen spesial bagi setiap pebulutangkis profesional. Termasuk, para pebulutangkis Indonesia. Selain sebagai turnamen tertua, di even tersebut nama Indonesia pernah harum melalui Rudy Hartono dengan delapan gelar juaranya.

Tidak berlebihan jika dalam setiap penyelenggaraan All England, PB PBSI selalu memberikan perhatian khusus. Bahkan, tahun ini bisa dibilang punggawa pelatnas Cipayung akan mendapatkan beban ganda ketika di terjunkan ke All England pada 3 Maret nanti.

PB PBSI menargetkan para pemain Cipayung mengakhiri puasa gelar di All England. Kali terakhir gelar juara direbut oleh pasangan Candra Wijaya/Sigit Budiarto pada 2003.

Tidak hanya itu, mereka dibebani penilaian PB PBSI. sebagaimana diketahui, pemain pelatnas diwajibkan memenuhi setiap target yang ditentukan pelatih ketika dikirim ke even internasional. Jika dalam dua kesempatan itu target tersebut tidak tercapai, mereka akan diistirahatkan. Dalam arti, mereka hanya bakal berlatih di Cipayung tanpa mengikuti kejuaraan internasional sampai dianggap layak untuk kembali dikirimkan.

''Penilaian akan berlaku setelah All England dan seterusnya,'' kata Kabid Binpres PB PBSI Lius Pongoh kemarin (22/1).

Sejak awal tahun ini, sebenarnya, sudah ada dua even super series yang diikuti para pemain pelatnas, Malaysia Terbuka dan Korea Terbuka. Dari sana, hanya satu gelar juara yang dibawa pulang, yakni melalui pasangan ganda campuran Nova Widianto/lilyana Natsir.

Tentu saja itu hasil yang kurang memuaskan bagi para pemain Cipayung yang berlabel pebulutangkis kelas dunia. Namun, mereka belum terkena peraturan tersebut karena partisipasi di sana bukan program PB PBSI. Para pemain berangkat dengan biaya sendiri.

''Kalau mereka mau bayar sendiri, apa iya kita mau mencegah keinginan mereka. Tidak bisa begitu bukan. Makanya, tidak adil kalau mereka langsung dinilai,'' terang Lius.

All England dipilih sebagai turnamen awal penilaian karena para pemain sudah harus menjalani program yang diberikan pelatih mulai Senin lalu. Pekan ini mereka juga diwajibkan mengikuti beberapa tes fisik dan psikologis. ''Saya rasa, satu bulan sudah cukup menjadi waktu untuk persiapan anak-anak,'' ujar Lius. (vem/ang)

(Sumber: Jawapos.co.id)

Minggu, 25 Januari 2009

PBSI Beri Kelonggaran Taufik

JAKARTA - PB PBSI masih memberikan kelonggaran kepada Taufik Hidayat untuk kembali ke pelatnas. Malah, induk organisasi yang dipimpin Panglima TNI Djoko Santoso itu memberi waktu agar juara dunia dan peraih emas Olimpiade 2004 Athena tersebut kembali mempelajari isi kontrak.

"Jika pemain yang belum masuk pelatnas tidak setuju dengan isi kontrak ya tidak apa-apa. Tapi, semua harus ada ukurannya," ungkap Djoko Santoso, ketua umum PB PBSI, di sela-sela pelatikan oleh Ketua Umum KON/KOI Rita Subowo di Jakarta tadi malam.

Ya, dalam kontrak PB PBSI dan pemain disebutkan, ukuran-ukuran itu berupa persyaratan saat menjadi bagian pelatnas. Di antaranya, tes awal psikologi, tes fisik, dan peraturan latihan yang mengikat. Pemain juga harus siap dievaluasi setelah mengikuti dua turnamen internasional.

"Saya juga tak mengenal istilah deadline. Tapi kalau program sudah berjalan, ya ditinggal saja," tutur Djoko.

Namun, pihaknya tetap akan memperbolehkan atlet itu masuk ke pelatnas jika sudah siap. PB PBSI memanggil 22 pemain untuk bergabung di pelatnas utama awal Januari lalu. Hanya Taufik yang belum bergabung. Maka, tunggal pria hanya dihuni dua pemain, Sony Dwi Kuncoro dan Simon Santoso.

Berbeda soal atlet utama gelombang pertama, pria asal Solo, Jawa Tengah, itu menargetkan pelatnas gelombang kedua bisa segera bergabung di Cipayung. Dia menjamin pelatnas akan memanggil seluruh pemain utama Januari ini. Maklum, even internasional sudah menanti. Pihaknya juga sedang berancang-ancang menyiapkan pembentukan Tim Sudirman 2009.(vem/ang)

Rabu, 14 Januari 2009

Pertamina Terbuka II 2009 Selanjutnya Sponsori Kido dkk?

Tak banyak kejutan yang terjadi dalam turnamen Pertamina Terbuka 2009, yang bergulir pada 5-10 Januari di GOR Asia Afrika, Jakarta. Pemain dari klub besar masih mendominasi podium juara.

Meski tak banyak kejutan, sinyal positif datang dari Pertamina, yang bertindak selaku sponsor turnamen. BUMN milik negara ini rencananya tetap menggelar turnamen yang sudah memasuki tahun kedua penyelenggaraan.

''MOU soal turnamen Pertamina Terbuka yang poinnya akan masuk ke hitungan rangking nasional sedang dibicarakan dengan PBSI,'' jelas Rosiana Tendean, penanggung jawab turnamen.

Lebih jauh lagi, ada wacana Pertamina bakal menjadi sponsor PBSI. Di bawah kepemimpinan Ketua Umum PBSI, Djoko Santoso, kerja sama baru PBSI dengan sponsor Yonex membuat ruang kosong di dada pemain pelatnas seperti Markis Kido boleh dijual ke sponsor lain yang bukan kompetitor Yonex.

''Sudah ada pembicaraan soal sponsorship itu, tapi belum ada hitam di atas putih. Secara lisan sudah terucap kerja sama itu sangat mungkin terealisasi karena Pertamina punya komitmen untuk ikut memajukan bulutangkis Indonesia,'' jelas Sabar Yudho, Wakil Ketua I PBSI, saat penutupan turnamen (10/1).

Sementara itu, wakil dari klub-klub besar macam Jaya Raya, Tangkas Alfamart, dan Djarum menjadi juara. Tak banyaknya pesaing dari luar daerah yang datang membuat pebulutangkis asal klub ibu kota sukses panen gelar.

''Ada beberapa pemain kami yang ditargetkan juara dan berhasil. Tapi, ada juga yang gagal,'' kata Retno Kustijah, pembina Jaya Raya.

''Kalau waktunya tidak bertepatan dengan liburan dan sistem penghitungan poin untuk rangking nasional sudah dipakai, turnamen ini pasti bakal lebih ramai pesertanya. Sekarang saja peserta sudah banyak,'' sebut Bambang Supriyanto, mantan pemain nasional yang kini melatih PB Kurma Sragen. (win)

DAFTAR JUARA
Tunggal remaja putra: Ari Januari (Tangkas)
Tunggal taruna putra: Evert Sukamta (Tangkas)
Tunggal dewasa putra: Achmad Rivai (Ratih)
Tunggal remaja putri: Shella Devi (Jaya Raya)
Tunggal taruna putri: Renna Suwarno (Jaya Raya)
Tunggal dewasa Putri: Bellaetrix Manuputty (Jaya Raya)
Ganda taruna putra: Berry Anggriawan/Muh Ulinnuha (Djarum)
Ganda dewasa putra: Flandy Limpele/Sigit Budiarto (SGS/Djarum)
Ganda taruna putri: Claudia Ayu/Della Destiara (Jaya Raya)
Ganda dewasa putri: Devi/Kesya (SGS)
Ganda veteran A: Effendy/Reony Mainaky (Mutiara Fly Power)
Ganda veteran B: Imam/Bambang Setiajid

(Sumber: Bolanews.com)

Minggu, 11 Januari 2009

Hasil Final MSS

NoLyn v LYD/Lee Hyo Jung: 21-14,21-19
ALvent/Hendra AG v Jung Jae Sung/LYD: 21-18,14-21,14-21..

lumayan lah.. walaupun Indonesia hanya bisa membawa 1 gelar melalui ganda campuran d awal tahun ini. tapi qt harus bangga dengan semangat tanding mereka..
cahyo!!

Flandy Limpele setelah Tak Membela Pelatnas Cipayung

Gandeng Pemain Rusia untuk Isi Waktu

Ada saja langkah yang dipilih pemain mantan penghuni pelatnas. Tony Gunawan memilih hengkang ke Amerika Serikat dengan alasan mau kuliah. Rexy Mainaky sukses menjadi pelatih di Malaysia. Kini Flandy Limpele yang tak mau lagi ke kawah candradimuka bulu tangkis juga memiliki keinginan lain. Apa itu?

FEMI DIAH, Jakarta

---

DUA kali mencicipi Olimpiade tak membuat Flandy Limpele gengsi terjun di turnamen veteran. Pekan ini pria kelahiran Manado, 9 Februari 1974 itu mengikuti Pertamina Terbuka yang dihelat GOR Asia-Afrika, Senayan, Jakarta.

Kontras sekali dengan mantan pasangannya di Cipayung, tempat pelatnas PBSI dilaksanakan, Vita Marissa, yang masih bertahan di pelatnas. Saat ini Vita pun tengah mengikuti Malaysia Terbuka Super Series 2009.

"Untuk hiburan saja. Daripada sepi, tidak ada turnamen," begitu kilah Flandy.

Keikutsertaan itu terutama untuk tetap menjaga stamina. "Kalau langsung berhenti, badan kan pasti tidak enak," ungkap suami Diana Sinta Sari itu.

Ya, Flandy memang sudah berencana melepaskan diri dari pelatnas PB PBSI di Cipayung 2009. Dia cukup tahu diri dengan usianya yang tak lagi muda.

Maklum, kewajiban yang harus dilakoni di pelatnas tidaklah gampang. Pagi dan sore selama lima hari dalam seminggu menjadi porsi utama hari-harinya.

Belum lagi jika ada turnamen internasional yang kudu diikuti. "Tekanannya sangat besar. Selalu ada target uang dibebankan kepada pemain," jelas Flandy.

Belum lagi, tambahnya, jika menghadapi turnamen atas nama negara, seperti Olimpiade Beijing 2008 lalu. Besarnya tekanan itu pula yang membuat pemain yang pernah memperkuat Inggris 2001 hingga 2003 itu enggan beralih profesi menjadi pelatih.

Padahal, tak sedikit negara lain yang menginginkannya memoles timnas yang dimiliki, seperti Spanyol dan Jerman. Ayah dua anak itu tetap setia dengan statusnya sebagai pemain.

Pekan depan Flandy sudah tampil di Korea Terbuka Super Series 2009. Untuk pasangannya, justru dia menggadeng pemain Rusia Anastasia Ruskikh.

Kok bisa? "Saya sengaja sudah mengincar pasangan asing setelah tak lagi di pelatnas. Saya rasa akan sulit berpasangan dengan pebulu tangkis Indonesia, karena yang bagus sudah di pelatnas," ungkap Flandy.

Dia pun minta tolong salah satu wartawan peliput bulu tangkis untuk mencarikan pasangan. Awalnya, Flandy mengincar Gao Ling, mantan pebulu tangkis nasional Tiongkok. Kebetulan Gao Ling yang piawai dalam dua nomor sekaligus, ganda wanita dan ganda campuran, mundur dari timnas setelah Olimpiade 2008 Beijing.

"Meski sudah tua, Gao Ling sangat berkualitas. Fisik dan staminanya sangat bagus. Soal kualitas siapa yang meragukannya," ungkap peraih perunggu dari ganda pria Olimpiade Athena 2004 tersebut.

Itu akan memudahkannya menuai gelar juara dalam turnamen internasional yang diikuti.

Jika pun tak bisa menggandeng Gao Ling, juara Singapura Terbuka 2007 bersama Vita Marissa itu membidik pebulu tangkis muda.

"Kalau sama-sama tua, siapa yang mau meng-cover bolanya. Nanti malah sama-sama menghindar, lawan dong yang dapat poin," candanya.

Tak disangka yang diperoleh adalah Anastasia yang lebih sering tampil di ganda wanita bersama Ekaterina Ananina. Meski prestasi Anastasia belum terlalu cemerlang, Flandy akan tetap tampil dengan optimal.

Maklum, hasil yang dituai akan menjadi jalan untuk menggandeng sponsor. Penerbangan bolak-balik ke Korea dan akomodasi diperhitungkannya bakal menghabiskan dana USD 3.000 sampai USD 3.500. Korea Super Series menawarkan hadiah total mencapai USD 200 ribu.

"Minimal semifinal ya, agar balik modal dan tidak tekor," ungkap Flandy. (diq)

Biodata

Flandy Limpele

Lahir: Manado, 9 Februari 1974

Tinggi/Berat: 180 cm/75 kg

Istri: Diana Sinta Sari

Anak:

Andrew Azimi (5)

Andrea Athenia (3)

Prestasi:

Perunggu Olimpiade ganda pria bersama Eng Hian

Peringkat keempat Olimpiade ganda wanita bersama Vita Marissa

2 tempat di final Malaysia SS

-Ganda Putra: Alvent/Hendra A.G bakal bertemu dengan pasangan Korea, Jung Jae Sung/Lee Yong Dae setelah mengalahkan unggulan pertama Indonesia, Markis Kido/Hendra Setiawan 10-21 25-23 21-10.
-Ganda Campuran: Nova/Butet bakal bertemu dengan pasangan Korea, Lee Yong dae/Lee Hyo Jung, setelah mengalahkan pasangan Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christina Pedersen dalam dua game 22-20 21-18.

Sabtu, 10 Januari 2009

Satu Tempat Final Ganda Putra Milik Indonesia

Markis Kido/Hendra Setiawan vs Luluk Hadiyanto/Candra Wijaya

(Bulutangkis.com) - Kedua pasang pemain ini sudah saling mengenal satu sama lain. Sepanjang set pertama kedua pasang pemain saling menghujani smash. Pada babak awal ini Kido terus menyerang, dan seperti biasanya Hendra banyak melakukan cross silang dan memancing lawan untuk mangangkat bola.

Set pertama ini Luluk/ Candra banyak kehilangan angka dari lemahnya pertahanan mereka. Tercatat sekitar 5 sampai 10 kali Kido menghujani pertahanan pasangan baru ini dengan smash tajam bahkan silang.

Namun di babak kedua, Kido sering melakukan kesalahan sendiri, yang sering terjadai adalah bola keluar. Kemungkinan adanya dorongan angin yang membuat arah bola jadi melebar ke luar lapangan lawan.

Luluk/ Candra unggul di interval pertama menjadi 11-10. Banyaknya dorongan bola ke belakang menjadi boomerang bagi Kido/ Hendra. Namun memang mental juara yang dimiliki Kido/ Hendra membuat mereka bisa keluar dari tekanan dan kembali mengambil posisi menyerang.

Hendra berinisiatif untuk memancing lob kepada Candra/ Luluk, namun Candra/ Luluk pun tidak mau mengangkat bola dan kembali menurunkan, maka adu net pun sering terjadi antara mereka berdua.

Namun serangan serangan tajam Kido/ Hendra lah yang banyak menghasilkan angka karena Luluk sangat lemah dalam bertahan. Maka jadilah Kido/ Hendra melaju ke semifinal dengan kemenangan 21-16 dan 21-18.

Di semifinal Markis Kido/ Hendra Setiawan akan berhadapan dengan Alven Yulianto/ Hendra Gunawan, pertandingan ini memastikan 1 posisi di final hari Minggu besok menjadi milik Indonesia.

Shendy/Meiliani melaju ke Semifinal

Pasangan ganda putri Indonesia Shendy Puspa Irawati/ Meiliana Jauhari secara mengejutkan berhasil menaklukkan seniornya Vita Marissa/Lilyana Natsir dengan skor 21-18, 24-22 dalam waktu 25 menit.

Kemenangan ini mengantarkan mereka ke semifinal dan akan berhadapan dengan pasangan ganda putri China Yang Wei/ Zhang Jiewen yang berhasilkan ganda putri Malaysia yang merupakan unggulan satu Chin Eei Hui/ Pei Tty Wong dengan skor 17-21, 21-19, 21-11 dalamn waktu 51 menit.

sumber : bulutangkis.com

Jumat, 09 Januari 2009

(Bulutangkis.com) - Bermain melawan Anup Sridhar di lapangan empat, Sony Dwi Kuncoro sempat tertinggal 4-6 namun mengejar hingga posisi 7-7. Sony memulai pertandingan dengan serangan serangan yang tidak terlalu tajam ke sisi lapangan lawan, lebih banyak menurunkan bola ke sisi net lawan. Kejar mengejar angka berlangsung cukup ketat hingga Sony unggul 11-10 untuk turun interval pertama di set pembuka.

Sony tidak terlalu ngotot dalam bermain di awal-awal. Namun Anup yang mencoba berinisiatif untuk menyerang tidak mampu menembus pertahanan Sony, bahkan beberapa kali ada serangan balik yang dilakukan oleh Sony bisa menghasilkan angka untuk Sony.

Keunggulan angka dipertahankan hingga posisi 18-12 dan akhirnya menang dengan 21-12. Sony mengunci Anup tanpa memberikan angin sedikitpun.

Di set kedua, Sony juga tidak langsung menggebrak. Sony cukup santai dalam bermain. Unggul 5-4 dan terkejar hingga 6-6. Namun memang bisa dikatakan bahwa Sony tidak terlalu mengebu-gebu dalam menyerang. Dia lebih menerapkan bola-bola net dan sesekali menyerang dengan smash. Taktik ini cukup jitu untuk membawa dirinya unggul terus dalam perolehan angka.

Anup juga bukan pemain sembarangan. Dia juga banyak melakukan serangan dengan smash yang beberapa kali menghasilkan angka. Namun memang Sony memiliki mental juara, walaupun terlihat santai dalam bermain tetap saja bisa memenangkan set kedua dengan 21-18. Maka melajulah ia ke perempat final.

sumber : bulutangkis.com

Simon akan hadapi Lee Chong Wei

(Bulutangkis.com) - Tanpa harus mengeluarkan banyak keringat dan bersusah payah, Simon Santoso akhirnnya membuat pemain tuan rumah terdiam dan tidak mampu bahkan untuk memberikan perlawanan.

Sekilas apa yang diperlihatkan Simon bukanlah permainan yang terbaik yang dimiliki oleh Simon. Keterkejutan Hafiz Hashim dengan serangan sejak awal pertandingan membuat dirinya tidak sempat berpikir untuk keluar dari serangan Simon. Bola-bola Hafiz banyak diblock oleh Simon sehingga kecepatan Hafiz pun tidak mampu mengejar bola-bola yang diletakan jauh di luar jangkauan. Di set awal ini Simon menang 21-5.

Di set kedua, keadaan sedikit berimbang. Simon memang terlihat mengendurkan permainan, mungkin karena dia optimis untuk menang dan menyimpan tenaga untuk kemungkinan berhadapan dengan Lee Chong Wei. Hafiz pun tidak sanggup untuk kembali mengembalikan permainannya untuk mengejar ketinggalan Simon di paruh set kedua. Simon unggul 11-5 di set kedua dan terus saja memberikan tekanan yang terlihat tidaklah terlalu keras.

Hafiz ternyata mengalami cederan bahu dan masih mengalami kelelahan dari pertadingan sebelumnya. Simon pun mengalahkan dia di set kedua dengan 21-10.

Dari sisi Simon sendiri memang tidak ada keinginan untuk mengendurkan permainan, namun memang dirasa lebih santai saja dalam bermain. Dia merasa lebih percaya diri dan lebih relaks dalam bermain sekarang ini. Dirinya akan berjanji memberikan seluruh kemampuannya untuk berhadapan dengan Lee Chong Wei, ungkap Simon usai pertandingan.

sumber : bulutangkis.com